Jumat, 28 Agustus 2015

Konsep dan Fungsi Bahasa

KONSEP BAHASA  DAN FUNGSI BAHASA

A.   Konsepsi  Bahasa  
      Sampai  dengan  abad  XXI  ini  perkembangan  ilmu  dan  teknologi menunjukkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Inggris  sebagai  bahasa  internasional  sangat  berperan  sebagai  sarana komunikasi.  Dalam  bidang  akademik  bahasa  Indonesia  telah  menunjukkan peranannya dalam berbagai disiplin ilmu melalui bentuk- bentuk tulisan ilmiah seperti  makalah  dan  skripsi.  Pada  dasarnya interaksi  dan  macam  kegiatan akademik tidak akan sempurna atau berjalan dengan baik dan benar. Begitu pentingnya  bahasa  sebagai  sebagai  sarana  komunikasi  batasan  atau pengertian    BAHASA  adalah  sarana  komunikasi  antaranggota  masyarakat dalam menyampaikan ide dan perasaan secara lisan atau tulis. 
   Konsepsi bahasa tersebut menunjukkan bahwa sistem lambang bunyi ujaran  dan  lamb ang  tulisan  digunakan  untuk  berkomunikasi  dalam masyarakat dan lingkungan akademik. Bahasa yang baik dikembangkan oleh pemakainya berdasarkan kaidah - kaidahnya yang tertata dalam suatu sistem.  Kaidah bahasa dalam  sistem tersebut mencakup beberapa hal beri kut. 
(1) Sistem  lambang  yang  bermakna  dapat  dipahami  dengan  baik  oleh masyarakatnya.
(2) Berdasarkan kesepakatan masyarakat pemakainya, sistem bahasa itu bersifat konvensional. 
(3) Lambang sebagai huruf (fonemis) bersifat manasuka atau kesepakatan pemakainya  (arbitrer) 
(4) Sistemlambang  yang  terbatas  itu  (A—Z:  26  huruf)  mampu menghasilkan kata, bentukan kata, frasa, klausa, dan kalimat yan tidak terbatas dan sangat produktif.
(5) Sistem  lambang  itu  (fonemis)  tidak  sama  dengan  sistem  lambang bahasa lain seperti sistem  lambang bahasa Jepang (Lambang hirakana atau silabis)
 (6) Sistem lambang bahasa itu dibentuk berdasarkan aturan yang bersifat universal sehingga dapat sana dengan sistemlambang bahasa lain.  Unsur dalam sistem lambang tersebut menunjukkan bahwa bahasa itu bersifat unik, khas, dan dapat dipahami masyarakat.

B.  Fungsi Bahasa 
        Fungsi bahasa yang utama dan pertama sudah terlihat dalam konsepsi bahasa  di atas, yaitu fungsi komunikasi  dalam bahasa  berlaku  bagi  semua bahasa apapun dan dimanapun. Dalam berbagai lit eratur bahasa, ahli bahasa (linguis) bersepakat dengan fungsi- fungsi bahasa berikut: 
1.   fungsi ekspresi dalam bahasa
2.   fungsi komunikasi dalam bahasa 
3.   fungsi adaptasi dan integrasi dalam bahasa
4.   fungsi kontrol sosial (direktif dalam bahasa)
Di   samping  fungsi- fung si  utama  tersebut,  Gorys  Keraf  menambahkan beberapa  fungsi  lain  sebagai  pelengkap  fungsi  utama  tersebut.  Fungsi tambahan itu adalah: 
1.   Fungsi lebih mengenal kemampuan diri sendiri. 
2.   Fungsi lebih memahami orang lain;
3.   Fungsi belajar mengamati dunia, bidang ilmu   di sekitar dengan cermat.
4.   Fungsi  mengembangkan  proses  berpikir  yang  jelas,  runtut,  teratur, terarah, dan logis;
5.   Fungsi  mengembangkan  atau  memengaruhi  orang  lain  dengan  baik dan menarik (fatik). (Keraf, 1994: 3- 10)
6.   Fungsi mengembangkan kemungkinan kecerdasan ganda:  
1) Fungsi pernyatan ekspresi diri 
Fungsi  pertama  ini,  pernyataan  ekspresi  diri,  menyatakan  sesuatu yang  akan  disampaikan  oleh  penulis  atau  pembicara  sebagai eksistensi diri dengan maksud: 
a.   Menarik perhatian orang lain (persuasif dan provokatif),
b.   Membebaskan diri dari semua tekanan dalam diri seperti emosi,
c.   Melatih diri untuk menyampaikan suatu ide dengan baik, 
d.   Menunjukkan keberanian (convidence) penyampaikan ide. 
 Fungsi  ekspresi  diri  itu  saling  terkait  dalam  aktifitas  dan  interaktif keseharian  individu,  prosesnya  berkembang  dari  masa  anak -anak, remaja, mahasiswa, dan dewasa. 
2) Fungsi Komunikasi
Fungsi  komunikasi  merupakan  fungsi  bahasa  yang  kedua  setelah fungsi ekspresi diri. Maksudnya, komunikasi tidak akan terwujud tanpa dimulai dengan ekspresi   diri. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi, yaitu komunikasi tidak akan sempurna jika ekspresi diri tidak diterima oleh orang lain. Oleh karena itu,komunikasi tercapai dengan  baik  bila  ekspresi  berterima.  Dengan  kata  lain,  komunikasi berprasyarat pada ekspresi diri.
3) Fungsi integrasi dan adaptasi sosial
Fungsi peningkatan (integrasi) dan penyesuaian (adaptasi) diri dalam suatu  lingkungan  merupakan  kekhususan  dalam  bersosialisasi  baik dalam  lingkungan  sendiri  maupun  dalam  lingkungan  baru.  Hal  itu menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan sebagai sarana mampu menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan (masyarakat). Dengan demikian,  bahasa  itu  merupakan  suatu  kekuatan  yang  berkorelasi dengan  kekuatan  orang  lain  dalam  integritas  sosial.  Korelasi  melalui bahasa  itu  memanfaatkan  aturan- aturan  bahasa  yang  disepakati sehingga  manusia  berhasil  membaurkan  diri  dan  menyesuaikan  diri sebagai anggota suatu masyarakat. 
4) Fungsi kontrol sosial
Kontrol sosial sebagai fungsi bahasa bermaksud memengaruhi perilaku dan tindakan orang dalam masyarakat, sehingga seseorang itu terlibat dalam komunikasi dan dapat saling memahami. Perilaku dan tindakan itu berkembang ke arah positif dalam masyarakat. Hal positif itu terlihat melalui  kontribusi  dan  masukan  yang  positif.  Bahkan,  kritikan  yang tajam dapat berterima dengan hati yang lapang jika kata - kata dan sikap baik memberikan kesan yang tulus tanpa prasangka. Dengan kontrol sosial,  bahasa  mempunyai  relasi  dengan  proses  sosial  suatu masyarakat  seperti  keahlian  b icara,  penerus  tradisi  tau  kebudayaan, pengindentifikasi  diri,  dan  penanam  rasa  keterlibatan  (sense  of belonging) pada masyarakat bahasanya. 
7. Fungsi membentuk karakter diri
8. Fungsi membangun dan mengembangkan profesi diri 
9. Fungsi menciptakan berbagai kreativitas baru (Widiono, 2005: 11 -18)
Masih banyak fungsi bahasa yang lain  dalam bahasa Indonesia khususnya, fungsi bahasa dapat dikembangkan atau dipertegas lagi ke dalam kedudukan atau  posisi  bahasa  Indonesia.  Posisi  Bahasa  Indonesia  diidentifikasikan menjadi  bahasa  persatuan,  bahasa  nasional,  bahasa  negara,  dan  bahasa standar.  Keempat  posisi  bahasa  Indonesia  itu  mempunyai  fungsi  masing-masing seperti berikut:
I.   Fungsi  bahasa  persatuan  adalah  pemersatu  suku  bangsa,  yaitu pemersatu suku, agama, rasa dan antar golongan (SARA) bagi suku bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Fungsi pemersatu ini (heterogenitas/kebhinekaan)  sudah  dicanangkan  dalam  Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. 
II.   Fungsi Bahasa Nasional adalah fungsi jati diri Bangsa Indonesia bila berkomunikasi pada dunia luar Indonesia. Fungsi bahasa nasional ini dirinci atas bagian berikut: 
1.   Fungsi lambang kebanggaan kebangsaan Indonesia
2.   Fungsi Identitas nasional dimata internasional
3.   Fungsi  sarana  hubungan  antarwarga,  antardaerah,  dan  antar budaya, dan
4.   Fungsi  pemersatu  lapisan  masyarakat:  sosial,  budaya,  suku bangsa, dan bahasa.
III.  Fungsi  bahasa  negara  adalah  bahasa  yang  digunakan  dalam
administrasi negara untuk berbagai aktivitas dengan rincian berikut: 
1.   Fungsi bahasa sebagai administrasi kenegaraan, 
2.   Fungsi   bahasa sebagai pengantar resmi belajar di sekolah dan perguruan tinggi,
3.   Fungsi  bahasa  sebagai  perencanaan  dan  pelaksanaan pembangunan  bagai  negara  Indonesi  sebagai  negara berkembang, dan 
4.   Fungsi bahsa  sebagai  bahasa resmi  berkebudayaan  dan ilmu teknologi  (ILTEK) 

IV.  Fungsi  bahasa  baku  (bahasa  standar)  merupakan  bahasa  yang digunakan  dalam  pertemuan  sangat  resmi.  Fungsi  bahasa  baku  itu berfungsi sebagai berikut:
1.   Fungsi pemersatu sosial, budaya, dan bahasa, 
2.   Fungsi penanda kepribadian bersuara dan berkomunikasi,
3.   Fungsi penambah kewibawaan sebagai pejabat dan intelektual, dan  
4.   Fungsi penanda acuan ilmiah dan penuisan tulisan ilmiah. 
Keempat  posisi  atau  kedudukan  bahasa  Indonesia  itu  mempunyai  fungsi keterkaitan  antar  unsur.  Posisi  dan  fungsi  tersebut  merupakan  ke kuatan bangsa Indonesia dan merupakan jati diri Bangsa Indonesia yang kokoh dan mandiri. Dengan keempat posisi itu, bahasa Indonesia sangat dikenal di mata dunia, khususnya tingkat regional ASEAN.  Dengan  mengedepankan  posisi  dan  fungsi  bahaasa  Indonesia,  eksistensi bahasa Indonesia diperkuat dengan latar belakang sejarah yang runtut dan argumentatif.  Sejarah  terbentuknya  Bahasa Indonesia  dari  bahasa  melayu. Ciri- ciri  bahasa  Indonesia  yang  khas,  legi timasi  sebagai  interaksi  Bahasa Indonesia, dan  ragam  serta  laras  Bahasa  Indonesia  memperkuat  konsepsi dan fungsi  dikembangkan  ke berbagai ilmu, teknologi, bidang,  dan  budaya sekarang dan nanti. 

RAGAM DAN LARAS BAHASA

1. PENDAHULUAN 
Ketika bahasa itu berada pada tataran fungsi bahasa ekspresi diri dan fungsi bahasa komunikasi, bahasa yang digunakan masuk ke dalam ragam bahasa dan  laras  bahasa.  Ragam  bahasa  adalah  variasi  bahasa  yang  terbentuk karena  pemakaian  bahasa.  Pemakaian  bahasa  itu  dibedakan  berdasarkan media yang digunakan topik pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihak lain,  laras  bahasa  dimaksudnya  kesesuaian  antara  bahasa  dan  fungsi pemakaiannya.  Fungsi  pemakaian  bahasa  lebih  diutamakan  dalam  laras bahasa dari pada aspek lain dalam ragam bahas a. Selain itu, konsepsi antara ragam  bahasa  dan  laras  bahasa  saling  terkait  dalam  perwujudan  aspek komunikasi  bahasa.  Laras  bahasa  apa  pun  akan  memanfaatkan  ragam bahasanya. Misalnya, laras bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. 
2. RAGAM BAHASA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam bahasa diartikan variasi bahasa menurut pemakaiannya, topic yang dibicarakan hubungan pembicara dan  teman  bicara,  dan  medium  pembicaraannya.  (2005:920).  Pengertian ragam bahasa ini dalam berkomunikasi perlu memperhatikan  aspek (1) situasi yang  dihadapi,  (2)  permasalahan  yang  hendak  disampaikan,  (3)  latar belakang pendengar atau pembaca yang dituju, dan (4) medium atau sarana bahasa yang digunakan. Keempat aspek dalam ragam bahasa tersebut lebih mengutamakan aspek situasi y ang dihadapi dan aspek medium bahasa yang digunakan dibandingkan kedua aspek yang lain.

2.1. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaianannya
Berdasarkan  situasi  pemakaiannya,  ragam  bahasa  terdiri  atas  tiga  bagian, yaitu  ragam  bahasa  formal,  ragam  bahasa  s emiformal,  dan  ragam  bahasa nonformal. Setiap ragam bahasa dari sudut pandang yang lain dan berbagai jenis laras bahasa diidentifikasikan ke dalam situasi pemakaiannya.   Misalnya, ragam bahsa lisan diidentifikasikan sebagai ragam bahasa formal, semiformal, atau nonformal. Begitu juga laras bahasa manjemen diidentifikasikan sebagi ragam  bahasa  formal,  semiformal,  atau  nonformal.  Ragam  bahasa  formal memperhatikan kriteria berikut agar bahasanya menjadi resmi.
1.   Kemantapan  dinamis  dalam  pemakaian  kaidah  sehingga  tidak  kaku tetapi tetap lebih luwes dan dimungkinkan ada perubahan kosa kata dan istilah dengan benar.
2.   Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara konsisten dan eksplisit. 
3.   Penggunaan bentukan kata secara lengkap dan tidak disingkat.
4.   Penggunaan imbuhan (afik sasi) secara eksplisit dan konsisten 
5.   Penggunaan ejaan yang baku pada ragam bahasa tulis dan lafal yang baku pada ragam bahasa lisan. 
Berdasarkan kriteria ragam bahasa formal di atas, pembedaan antara ragam formal, ragam semiformal, dan ragam nonformal diam ati dari hal berikut:
1.   Pokok masalah yang sedang dibahas, 
2.   Hubungan antara pembicara dan pendengar, 
3.   Medium bahasa yang digunakan lisan atau tulis,
4.   Area atau lingkungan pembicaraan terjadi, dan 
5.   Situasi ketika pembicaraan berlangsung.
Kelima pembedaan ragam baasa di atas, dipertegas lagi pembedaan antara ragam  bahasa  formal  dan  ragam  bahasa  nonformal  yang  paling  mencolok adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan kata sapaan dankata ganti,misalnya:   Saya dan gue/ogut   Anda dan lu/situ/ente
2.  Penggunaan  imbuhan  (afiksasi),  awalan  (prefix),  akhiran  (sufiks), gabungan  awalan  dan  akhiran  (simulfiks),  dan  imbuhan  terpisah (konfiks). Misalnya: 
    Awalan:    menyapa – apaan 
                Mengopi – ngopi
                Akhiran:  laporan  – laporin
                 Marahi – marahin
    Simulfiks:      menemukan ------ nemuin
                          Menyerahkan----- nyerahin 
     Konfiks:        Kesalaha----------- nyalahin 
                          Pembetulan------- betulin 
(4)  Penggunaan  unsure  fatik  (persuasi)  lebih  sering  m uncul  dalam  ragam bahasa nonformal, seperti sih, deh, dong,kok,lho, ya kale, gitu ya.
(5)  Penghilangan  unsure  atau  fungsi  kalimat  (S- P- O- Pel- Ket)  dalam  ragam bahasa  nonformal    yang    menganggu  penyampaian  suatu pesan.Misalnya, 
        Penghilangan subjek:    Kepada hadirin harap brdiri.
        Penghilangan predkat:   Laporan itu untuk pimpinan.
        Penghilangan objek    :  RCTI melaporkan dariMedan.
        Penghilangan pelengkap:   Mereka berdiskusi dilantai II.
 
2.2.  Ragam bahasa berdasarkan mediumnya
       Berdasarkan mediumnya ragambahasa terdiriatas dua ragambahasa,yaitu
             (1) ragam bahasa  lisan 
             (2) ragam bahasa tulis.
 Ragambahasa  lisan  adalah  bahasa    yang  dilafalkan  langsung  oleh penuturnya  kepada pendengar atau teman bicaranya. Raga m bahasa lisan ini  ditentukan  oleh  intonasi  dalam  pemahaman  maknanya.  Misalnya, (a)mKucing/ makan tikus mati. 
                     (b) Kucing makan//tikus mati. 
                     (c)  Kucing makan tikus/mati. 
Ragam  bahasa tulis  adalah ragambahasa  yang  ditulis  atau  dicetak  dengan memerhatikan  penempatan  tanda  baca  dan  ejaan  secara  benar. Ragambahasa tulis  dapat bersifat  formal,semiformal, dan nonformal. Dalam penulisan  makalah  seminar  dan  skripsi,penulis    harus  menggunakan ragambahasa    formal  sedangkan    ragam  bahasa  semiformal  digunakan dalamperkuliahan dan ragam bahasa nonformal digunakan keseharian secara informal. Berikut ini didesjripsikan perbedaan dan persamaan antara bahasa lisan dan bahasa tulius dalam bentuk bagan.
                Penggunaan  ragambahasa  dan  laras    bahasa  dalampenulisan karangan ilmiah harus berupaya pada 
          (1) ragam   bahasa  formal,  
          (2) ragam bahasa tulis,  
            (3) ragam bahasa lisan , 
          (4)  laras bahasa  ilmiah, dan 
          (5) berbahasa Indonesia denga n  baik  dan benar. 

 LARAS  BAHASA 
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Laras bahasa terkait langsung sung dengan selingkung bidang (home style) dan keilmuan, sehingga dikenallah laras bahasa ilmiah dengan bagian sub-sublarasnya.  Pembedaan  diantara  sub- sublaras  bahasa  seperti  dalamlaras ilmiah itu dapat diamati dari  
               (1) penggunaan kosakata  dan bentukan kata, 
               (2) penyusunan frasa,klausa, dan kalimat, 
               (3) penggunaan istilah 
               (4)pembentukan paragraph, 
               (5) penampilan halteknis,  
               (6) penampilan kekhasan dalam wacana.
Berdasrkan  konsepsi    laras  bahasa  tersebut,laras  bahasa  ekonomi mempunyai  sub- sublaras  bahasa  manajemen,  sublaras  akunta nsi,sublaras asuransi, sublaras perpajakan, dll.
PENULISAN EJAAN DAN TANDA BACA 

I.   Konsepsi Ejaan
      EJAAN  adalah  keseluruhan  pelambangan  bunyi  bahasa,  penggabungan dan  pemisahan  kata,  penempatan  tanda  baca  dalam      tataran  satuan bahasa.Pengertian  senada  dengan  KBBI  (2005:205),  Ejaan  adalah  kaidah-kaidah  cara  menggambarkan  bunyi- bunyi  dalammbnetuk  hurufserta penggunaan  tanda  baca  dalam  tataran  wacana.  Berdasrkan  konsepsiejaan tersebut, cakupan  bahasan ejaan membicarakan 
        (1)    pemakian huruf vocal dan konsonan,  
        (2)    penggunaan huruf capital dankursif, 
        (3)    penulisan kosakata dan bnetukan kata, 
      (4)  penulisan unsure serapan afiksasi dan kosakata asing, dan 
      (5)    penempatan dan pemakaian tanda baca.
Ke- 5 aspek ejaan tersebut ditata dalamkaidah ejaan yang disebut Ejaan yang Disempurnakan sejak1972.  
II .  K aidah   Penempatan Ejaan dalam  Penulisan 
      Dalam   buku  Pedoman  Ejaan  yang  Disempurnakan   penulisan  ejaan  dan tanda  baca  diatur  dalamkaidahnya  masing-masing.  Penulisan  ejaan  yang diatur tersebut di antaranya
       (1)    Pemakaian abjad,huruf vocal, huruf konsonan, dan abjad.
       (2)    Persukuan, yaitu pemisahan suku kata,
       (3)    Penulisan huruf besar, 
      (4)    Penulisan huruf miring,
      (5)    Penulisan kata dasar, kata ulang, kata berimbuhan,, gabungan kata,
      (6)    Penulisan angka dan lambang bilangan, 
      (7)     Penempatan tanda baca atau pungtuasi, di antaranya
                (a) Tandatitik (.), 
              (b)  Tanda koma (,),
              (c) Tanda titik dua (:),  
              (d) Tanda titik koma (;)
              (e) Tanda titiktitik/ellipsis(….),
              (f) Tanda Tanya  (?),
              (g) Tanda seru  (!),  
              (h) Tanda kurung biasa ((….)), 
              (i) Tanda hubung (- ), 
              (j) Tanda pisah  ( -- ), 
              (k) Tanda petik tunggal (‘…’), 
              (l) Tanda petik ganda  (“…”),  
              (m) Tanda kurung siku ([…]),  
              (n) Tanda ulang angka dua (…..2), 
              (p) Tanda apostrof  (‘….) 
        
Tanda  baca  di   atas  diaplikasikan  dalam  teks  sesuai  dengan  kaidah  yang berlaku secara   resmi.  Kaidah ejaan itu akan dilampirkan dari buku  Pedoman EYD.     
Ketiga ejaan yang berlaku dalam   bahasa Indonesia itu diresmikan di Jakarta melalui pemerintahan  k olonial Belanda dan pemerintahan  Republik Indonesia.  
C.  Penempatan Ejaan dan T anda Baca  
      Dalam buku Pedoman Ejaan yang Disempurnakan   (dis i ngkat Pedoman EYD)  penulisan ejaan   dan  tanda  baca   diatur da lam   kaidahnya sebagai  berikut.
      (1)  Pemakaian abjad berupa huruf vok al, huruf konsonan,
      (2) Persukuan, yaitu pemisahan suku kata, 
     (3) Penulisan huruf besar ( k apital)  
      (4) Pe nulisan huruf miring atau digarisbawahi (kursif), 
      (5) Penulisan kata dasar,kata ulang, kata berimbuhan, dan gabungan kata,
      (6) Penulisan angka  dan lambang bilangan, dan  
      (7) Penempatan tanda baca (pungtuasi), di antaranya 
            (a) Tand a titik  (.),
            (b) Tanda koma  (,), 
            (c)  Tanda titik koma (;), 
            (d)  Tandatitik dua  (:),
          (e)  Tanda titik - titik/ellipsis  (…),
            (f)  Tanda  Tanya  (?),
            ( g) Tanda   seru (!), 
          (h)  Tanda  kurung biasa ((…)),
          (i)   Tanda  kurung siku   ([…]), 
          (j)   Tanda  hubung  ( -), 
          (k) Tanda pisah  ( -- ),  
          (l)  Tanda petik tunggal (‘…’), 
          (m)Tanda petik ganda  (“…”), 
          (n) Tanda  garis miring (/),  
          (o) Tanda ulang angka dua (2), dan 
          (p) Tanda apostrof/penyingkat (‘).   
Ke- 16 penempatan tanda baca tersebut dideskrisikan sebagai berikut dari buku Pedoman E YD  (Pusat Bahasa, 2009, cetakan ke - 30: hlm. 15 —39).  
 
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM PENULISAN 
 A.  Pengertian  K alimat dan K alimat Efektif  
       Dalam      proses    penulisan    karya    ilmiah  ada  dua  jenis  kalimat  yang mendapat  perhatian  penulis,  yaitu  masalah  kalimat    dan  masalah  kalimat efektif.  Pernyataan sebuah kalimat  bukanlah sebatas  rangkaian kata  dalam frasa  dan  klausa.  Rangkaian  kata  dalamkalimat  itu  ditata  dalam  struktur gramatikal yang benar unsur- unsurnya dalam membentuk makna yang akan disampaikan secara logis. Kalimat- kalimat dalam penulisan ilmiah harus lebih cermat  lagi  menata  kalimat  yang  benar  dan  efektif  karena  kalimat- kalimat yang tertata itu berada dalam laras bahasa  ilmiah.
       Kalimat     dalam  tataran  sintaksis  adalah  satuan  bahasa  yang  menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik  s ebagai  pembatas.  Sifat  predikatif  dalam      kalimat  berstruktur  yang dibentuk  oleh  unsure  subjek,  unsure  predikat,dan  unsure  objek  (S - P+O). Unsur  subjek  dan  predikat  itu  harusmewujudkan  makna  gramatikal  kalimat yang  logis.  Konsepsi  kalimat  itubelum  cukup  untuk  menampilkan  kalimat efektif,  sehingga  diperlukan  factor  lain  dalamperwujudan  kalimat menjadikalimat efektif.  Oleh karena itu, KALIMAT EFEKTIF  adalah satuan bahasa (kalimat) yang secara tepat harus mewakili gagasan atau perasaan penulis  dan  harus  pula  dimengerti  oleh  pembaca  sebagaimana  yang dimaksudkan  penulis.  Jadi,  kalimat  efektif  merupakan  kalimat  yang  harus tepat  sasaran  dalam  penyampaian  dan  pemerian  bagi    pembacanya. Disamping  kaidah  yang  ada  dalam  kalimat,kalimat  efektif  perlu memperhatikan  persyaratasn  dan  menghindari    hal- hal  yang  menyalahi kalimat efektif.

B. PERSYARATAN KALIMAT EFEKTIF

1. FUNGSI GRAMATIKAL DALAM  KALIMAT EFEKTIF ATAU KESATUAN
FUNGSI GRAMATIKAL 
        Fungsi  gramatikalatau  unsure  struktur  dalamkalimat  dikenal  dengan  istilah    subjek,  predikat, objek,, pelengkap,, dan keterangan yang dirumuskan atau d isngkat   menjadi    S + P + (O/Pel.) + (Ket)  /
          S    :  adalah subjek 
          P   :   adalah  predikat  
         O    :   adalah objek 
          Pel.:  adalah pelengkap 
        Ket.   :  adalah keterangan. 
Fungsi    subjek  dan  fungsi  predikat  harus  ada  dan  jelas  dalamkalimat  dan  secara  fakultatif  diperlukan  fungsi  objek,  fungsi  pelengkap,  dan  fungsi keterangan.  
SUBJEK    adalah  fungsi  kalimat  yang  menandai  apa yang  dinyatakan  oleh penulis. Posisi subjek dalam kalimat bebas, yaitu terdapat pada awal, tengah, atau akhir kalimat.
PREDIKAT adalah fungsi kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis tentang  subjek.  Posisi  predikat  dalam      kalimat juga bebas,kecuali  tidak boleh di belakang objek dan di belakang pelengkap. 
OBJEK adalah fungsikalimat yang melengkapi kata kerja aktif dan kata kerja pasif  sebagai hasil perbuatan, yang dikenai perbuatan, yang menerima,atau yang  diuntungkan  oleh  perbuatan  sebagai  predikat.    Fungsi  objek  selalu terletak di belakang predikat berkata kerja transitif. 
PELENGKAP    adalah  fungsi  yang  melengkapi  fungsi  kata  kerja  berawalan ber-   dalampredikat, sehingga predikat kalimat  menjadi lebih lengkap. Posisi pelengkap dalam kalimat terletak  di belakang predikat berawalan ber- .
KETERANGAN  adalah  fungsi  kalimat  yang  melengkapi  fungsi - fungsi kalimat,yaitu melengkapi fungsi subjek, fungsi predikat, dan fungsi objek, atau fungsi  semua  unsure  dalamkalimat.  Posisi  keterangan  dalam  kalimatbebas dan  tidakn  terbatas.  Tidak  terbatas  dimaksudkan  fungsiketerangan  dalam dapat  lebih  dari  satu  pada  posisi  bebas  yang  sesuai  dengan  kepentingan fungsi - fungsi kalimat. 
Perhatikanlah posisifungsi- fungsi kalimat berikut. 
(1)     Setelah  bekerja  selama  tiga hari,panitia pelaksana seminar lingkungan hidup itu  berhasil merumuskan undang- undang kebersihan tata kota Jakarta di Kantor DPD DKI Jakarta. (P- Pel- S-P- O- K)
(2)    Keputusan hakim perlu ditinjau kembali.( S –  P)
(3)    Perlu ditinjau kembali keputusan hakim. (P –  S)
(4)    Kelompok Pialang (broker) berbicara tentang fluktuasi harga sama IHSG.
(S – P  –  Pel.)  
(5)     Selama tahun 2012 fluktuasi harga saham IHSG mengalami kenaikan yang signifikan sebanyak 12 kali di Bursa Efek Jakarta  (K  – S  –  P  –  O – K)  
(6)     Pengacara tersebut mempelajari undang - undangpencemaran nama baik  dan membandingkannya dengan Undang- undang Dasar RI.   (S1 – P1 –    O1 –  P2 –  K)  
(7)    Evaluasi pembelajaran mahasiswa  meliputi   empat komponen, yaitu komponen UTS,komponen UAS,  komponen kehadiran, dan komponen makalah ilmiah. (S1 – P1 – O1 –  K1 –  K2-  K3 – K4)
 (8)    Jika stabilitas  nasional mantap, masyarakat dapat bekerja deng an tenang  dan dapat beribadah dengan leluasa. (S3 -  P3 – S1 – P1 – S2 – P2)  
Perhatikanlah contoh kalimat majemuk dalam posisi fungsi yang berbeda berikut.
(9)     Bahwa kemerdekaan itu hak semua bangsa  sudahdiketahui  semua 
orang.             (  S1      (konjungsi + S2   +   P2)      -    P1 -    O1.) 
(10)    Dosen    mengatakan bahwa  komponen nilai UAS  berbobot 40%.  (S1 -  P1 -   O1 (S2+P2)). 
(11)    Hasil UAS mahasiswa dibatalkan  jika mahasiswaketahuan mencontek.(S1  –  P1 –  K1 (S2+P2)). 
(12)   Kelompok C berpresentasi  dan tim juri menilainya. (S1  – P1 + S2  – P2)
(13 )    Kinerja bisnis mulai membaik dan perkembangan ekonomi menjadi stabil setelah pemilu berlangsung damai.  (S1  -  P1 + S2  – P2 + (S3 + P3)

2. KEPADUAN (KOHERENSI) DALAM  KALIMAT
       Kepaduan  atau  keherensi    dalam      kalimat  efektif    adalah  hubungan  timbal e  balik  atau  hubungan  kedua  arah  di  antara  kata  atau  frasa  dengan jelas,  benar,  dan logis.  Hubungan  timbal baik  terjad  dapat  antarkata  dalam frasa  satu unsure atau dapat terjadi  antar frasa dalam     antarfungsi  dalam  kalimat.  Hubungan  antarfungsi  itu  dapat  menimbulkan  kekacauan  makna gramatikal kalimat. Perhatikanlah contoh kalimat yang berprasyarat koherensi berikut.
Contoh kalimat yang TIDAKKOHERENSIF 
(1)  Setiap hari dia pulang pergi Bogor – Jakarta dengan kereta api. 
(2)  Oleh panitia seminar makalah itu  dimasukkan ke   dalam antologi.
(3)    Pelaksanaan seminar itu karena jalan macet harus ditunda satu jam kemudian. 
Pembetulan kalimat yang KOHERENSIF 
  (1a)   Setiap hari dia pergi  pulang Bogor—Jakarta dengan kereta api  
  (2b)   Makalah seminar itu dimasukkan ke dalamantologi.
  (3a). Karena jalan macet,pelaksanaan seminar itu ditunda  satu  jam   kemudian.  
 3  KEHEMATAN KALIMAT ATAU EKONOMI BAHASA 
KEHEMATAN  arau   ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang langsung menyampaikan  gagasan  ataupesan  kalimat  secara  jelas,  lugas,  dan  logis.  Kalimat yang hemat dalam penulisan menghindari  dan memperhatikan hal- hal berikut . 
(1)  Penulis menggunakan kata bermakna leksikal y ang jelas dan lugas da n penenpatan afiksasi yang benar.  
(2)    Penulis menghindari subjek yang sama dalam kalimat majemuk.
(3)    Penulis menghindari pemakaian hiponimi dan sinonimi yang tidak perlu. 
(4)    Penulis  menghindari  penggunaan  kata  depan  (preposisi)  di  depan kalimat  dan di depan subjek.
(5)    Penulis menghindari penggunaan kata penghubung (konjungsi) di depan subjek dan di belakang predikat yang berkata kerja transitif.   
(6)    Penulis menghindari kata ulang jika sudah ada kata bilangan tak tentu di dep an kata benda. 
(7)    Penulis  menghindarifungsi  tanda  baca  dan  pengulangan  kata  dalam rincian.  
(8)    Penulis  menghindariketerangan  yang  berbelit- belit  dan  panjang  yang   seharusnya ditempatkan dalam catatan kaki (footnotes).  
(9)    Penulis  menghindari  pemborosan  kata  dan  afiksasi  yang  tidak  jelas fungsinya. 
  Perhatikanlah  contoh  berikut,yaitu  kalimat  kurang  memperhatikan  ekonomi bahasa.  
        (a)   Dalam ruangan ini kita dapat menemukan barang- barang, antara lain seperti meja, kursi, buku, l ampu, dan  lain -lain. 
        (b) Karena modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha   lemah memperoleh kredit. 
        (c)   Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan   dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.

Perbaikan kalimat yang memperhati kan ekonomi bahasa berikut. 
       (a1)   Dalam  ruangan  ini  kita  dapat  menemukan    meja,  kursi,  buku, lampu,   dan lain-lain. 
       (b1)   Karena modal di bank terbatas,  tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit. 
       (b2)   Modal di  bank  terbatas,  sehingga tidak  semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
            (c1)   Pada  hari  itu  saya  berhalangan  hadir,    maka  rapat  akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
            (c2)   Apabila pada hariitu saya berhalangan hadir, rapat akan  dipimpin oleh S dr. Tadjudin.  
 
4. PENEKANAN DALAM KALIMAT EFEKTIF 
    Dalam   kalimat efektif PENEKANAN ATAU PENONJOLAN  adalah upaya penulis untukmemfokuskan kata atau frasa dalamkalimat.   Penekanan dalam kalimat dapat berupa kata,frasa,klausa, dalam kalimat yang dapat  berpindah-pindah.  Namun,penekanan  tidak sama dengan penentuan gagasan utama dan  ekonomi  bahasa.  Penekanan  dapat  dilakukan  dalamkalimat  lisan  dan kalimat tulis. Pada kalimat lisan,penekanan dilakukan dengan intonasi    yang dapat  disertai mimik  muka dan ben tuk  nonverbal lai nnya. Penekanan dalam kalimat tulis dapat dilakukan dengan cara- cara berikut.  
(1)    Mutasi,  yaitu  mengubah  posisi  kalimat  dengan  menempatkan  bagian yang dipenting pada awal kalimat. 
         Contoh:   Minggu  depan  akan  diadakan  seminar”Pencerahan  Pancasila  bagi Mahasiswa” 
(2)    Repetisi, yaitu mengulang kata yang sama dalam kalimat  yang bukan berupa sinonim  kata.  
         Contoh:   Kalau pimpinan sudah mengatakan  tidak tetap tidak. 
(3)    Kursif, yaitu menulis miring, menghitamkan, atau menggarisbawahi kata yang dipentingkan.
           Contoh:    Bab II skripsi ini tidak  membicarakan fluktuasi harga saham. 
(4)    Pertentangan,yaitu menempatkan kata yang bertentangan dalam kalimat. Pertentangan bukan berarti antonym kata.    Contoh:       Dia sebetulnya  pintar tetapi  malas lkuliah.  
(5)    Partikel,  yaitu  menempatkan  paretikel  (lah,kah,  pun,per,  tah)  sebelum atau sesudah kata yang  dipentingkan dalam kalimat.      Contoh:       Dalam  berdemokrasi,  apa pun  harus transparan kepada rakyat.  
(6)    Penekanan dalamkalimat tidak berarti penonjolan gagasan kalimat atau bukan ekonomi bahasa. 


5.  KESEJAJARANDALAM KALIMAT (PARALELISME) 
      KESEJAJARAN  (PARALELISME)  adalah  upaya  penulis  merinci  unsure yang samapenting dan sama fungsi  secra kronologis danlogis dalam kalimat. Dalamkalimat dan paragraph, raincian itu harus menggunakan bentuk bahasa yang  sama,  yaitu  rincian  sesame  kata,    sesame  prasa,sesama   kalimat. Kesamaan bentuk dalam paralelisme  menjaga pemahaman yang fokus bagi pembaca dan sekaligus  menunjukkan  kekonsistenan  sebuah kalimat  dalam  penulisan karya ilmiah. 
       Hal- hal yang harus diperhatikan dalam kesejajaran rincian kalimat efektif adalah sebagai berikut.  
       (1)    Tentukanlah apakah kesejajaran beradabentuk    bahasa kalimat atau paragraf.
      (2)     Jika urutan rincian dalam bentuk  frasa, rincian uruan berikut harus    dalam  bentuk frasa juga.
      (3)    Penomoran dalam rincian harus konsisten. 
      ( 4)   Perhatikanlah penempatan tanda baca yang benar. 
      (5)  Hindarilah  gejala  ekonomi  bahasa  yang  bermakna  sama:  seperti……dan lain lain, antara lain…..
            Sebagai berikut, yakni:….
Perhatikanlah contoh kesejajaran yang benar berikut.
      Kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada: 
              hari       :…,
              tanggal:….,
              waktu: ….,
              acara: …., dan  
              Tempat: …..

 6.  KEVARIASIAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
      KEVARIASIAN dalam    kalimat efektif adalah upaya penulis menggunakan berbagai  pol a  kalimat  dan  jenis  kalimat  untuk  menghindari  kejenuhan  atau kemalasan  pembaca  terhadapteks  karangan  ilmiah.    Fungsi    utama kevariasian ini adalah menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks ilmiah berlanjut  bagi  pembaca.  Pada  dasarnya  kevariasian  adalah  upaya penganekaragaman  pola,  bentuk,   dan  jenis  kalimat  agar  pembaca  tetap termotivasi  membaca  dan  memahami  teks  sebuah  karangan  ilmiah.  Agar kevariasi  dapat  menjaga  motivasi  pembaca  terhadap  teks,  penulis  perlu memperhatikan hal- hal berikut. 
 (1)    Awal kalimat tidak  selalu dimulai dengan unsure subjek,   tetapi kalimat dapat dimulai dengan   predikat dan keterangan sebagai variasi dalam penataan pola kalimat.
 (2)    Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pendek.
 (3)    Kalimat  berita  dapat  div ariasikan  dengan  kalimat  Tanya,  kalimat perintah, dan kalimat seruan. 
 (4)  Kalimat aktif dapat divareiasikan dengan kalimat pasif.
 (5)    Kalimat   tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk. 
 (6)  Kalimat taklangsung dapat divariasikan dengan kalimat  langsung. 
 (7)    Kalimat  yang  diuraikan  dengan  kata -kata  dapat  divariasikan  dengan tampilan gambar,bagan,grafik,  kurva, marik, dan lain-lain. 
(8)    Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulisjangan sampai mengubah atau keluar dari  pokok masalah yang dibicarakan.   

Perhatikanlah contoh kalimat dengan variasinya. 
(a)  Dari  renungan  itu  seorang  manajer  menemukan  suatu  makna,  suatu realitas  yang  baru,  suatu  kebenaran  yang  menjadi  ide  sentral  yang menjiwai bisnisnya ke depan.  
(b)  Seorang    ahli  Inggris  mengemukakan  bahwa  seharus  tidak  dibangun pelabuhan samudera. Namun,   pemerintah tidak  memutuskan  demikian. Memang  cukup  banyak  mengendorkan  semangat  kalau    melihat keadaan  di  Indonesia  belahan  Timur  meskipun  fasulitas  pengangkutan laut dan udara sudah banyak  dibangun.  (Variasi  kalimat  dengan  kata  berawalan  me-   dan berawalan di- ).   
7. PENALARAN DALAM KALIMAT EFEKTIF 
       PENALARAN   ( reasoning ) adalah proses mental dalam   mengembangkan pikiran  logis  (nalar)  dari    beberapa  fakta  atau  prinsip  (KBBI,2005:772).  Hal yang  diutamakan  dalam  penalaran  adalah   proses  berpikr  logis  dan  bukan dengan perasaan atau bukan pengalaman. Penalaran tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh  kesatuan dan  kepaduan kalimat.  Dalam   penalaran alur berpikirlah  ang  ditonjolkan  agar  kalimat  dapat  dipertanggungjawabkan  dan dapat  dipahami  dengan  benar  dan  tepat  sehingga  tidak  menimbulkan  kesalahpahaman atau salah kaprah. Kesatuan pikiran akan logis jika didukung atau dikaitkan dari gabungan unsur  atau fungsi  kalimat.   Hubungan logis dalam   kalimat dapat dilihat melalui kaitan antarunsur dan kaitan  antarbagian  kalimat.  Hubungan  logis  dalam  kalimat  terdiri  atas  tiga jenis hubungan berikut. 
(1)    Hubungan logis koordinatif adalah hubungan setara di antara bagian-bagian  ka limat  dalam  kalimat  majemuk  setara.    Hubungan  logis koordinatif  ini  ditandai  dengan  kon jungsi  dan,  serta,  tetapi,  atau , melainkan, sedangkan, padahal. Contoh:  Mobil itu kecil tetapi  pajaknya sangat besar.
(2)    Hubungan logis korelatif adalah hubu ngan saling kait di antara bagian kalimat. Hubungan korelatif ini ditandai oleh konjungsi berikut.  
Hubungan penambahan   :    baik….maupun, tidak hanya... , tetapi  juga……..       
Hubungan perlawanan     :    tidak…..,  tetapi….., bukan……., melainkan 
Hubungan pemilihan        :     apakah…., atau….., entah….entah……
Hubungan akibat            :    demikian…..sehingga, sedemikian  rupa……sehingga
Hubungan penegasan       :    jangankan…..,…..pun….. 

(3)   Hubungan logis subordinatif adalah hubungan kebergantungan di antara induk  kalimat dan anak  k alimat .
      Contoh:  Dosen itu tidak masuk karena rumahnya keb an jiran.   
      Hubungan subordinatif dalam kalimat majemuk  tak setara (bertingkat)     cukup banyak hu bungan antara i nduk kalimat dan anak kalimat yang  ditandai dengan konjungsi - konjungsi berikut. 
     (a) Hubungan waktu                 : ketika,setelah, sebelum,  
     (b) Hubungan  syarat                : jika,, kalau, jikalau, 
     (c) Hubungan pengandaian       : seandainya andaikan,andai kata,
   (d) Hu bungan    tujuan                : untuk, agar,supaya,  
   (e) Hubungan perlawanan         :  meskipun,walaupun, kendatipun,  
  (f) Hubungan  pembandiungan   : seolah - olah, seperti, daripada, alih -alih, 
  (g) Hubungan sebab                    : sebab,karena, oleh sebab,lantaran,
  (h) Hubunganhasil/akibat           :  sehingga, maka, sampai (sampai) 
  (i)  Hubungan    alat                    :  dengan, tanpa
  (j) Hubungan cara                        : dengan, tanpa,  
  (k)  Hubungan   pelengkap        : bahwa, untuk, apakah, 
  (l) Hubungan keterangan         :  yang,  
  (m) Hubungan   perbandingan   : sama….dengan,  lebih….daripada, 
                             berbeda…..dari 
Contoh kalimat yang salah  karena tidak logis (salah nalar) 
(1) Di antara masalah nasional yang penting itu mencantumkan  masalah  MPKT dalam pendidikan   ( SALAH) . 
Di antara masalah pendidikan nasional itu tercantum  masalah MPKT dalam pendidikan     ( BENAR) 
(2 )    Untuk  mengetahui  baik  buruk  pribadi  seseorang  dapat  dilihat  dari tingkah lakunya sehari - hari.   (SALAH ) 
          Baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari pribadinya sehari- hari.      (BENAR)
(3)    PT  Gudang  Garam  termasuk  lima  penghasil terbesa r  devisa negara tahun 2010.  ( SALAH) 
         PT Gudang Garam termas uk lima besar penghasil devisa  negara  tahun   2010. (BENAR). 
(4 )    Meskipun dia datang terlambat, namun   dia  dapat menyelesaikan  masalah itu. (SALAH)
          Meskipun datangterlambat, dia dapat menyelesaikan masalah itu.   (BENAR)
         Dia datang terlamat, namun dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR) 
(5)    Dia  membantah bahwa bukan dia yang korupsi tetapi  staf keungan perusahaan.  (SALAH)
         Dia menyatakan bahwa bukan dia yang korupsi melainkan staf   keuangan perusahaan. (BENAR).  

 PARAGRAF ATAU ALINEA DALAM TEKS   
 
A. PENGERTIAN PARAGRAF 
      Satuan  bahasa  yang  lebih  besar  danlebih  luas  darikalimat  adalah paragraph  atau  aline.  Dalam  definisinya,PARAGRAF     adalah  satuan bahasayang mengemukakan sebuah pokiok pikiran atau satu gagasan utama yang  disampaikan  dalam  himpunan  kalimat  yang  koherensif.  Setiap paragrafharus  menyampaikan  sebuah  gagasan  utama.    Gagasan  utama tersebut  harus  dijelaskan oleh gagasan- gag asan  bawahan, sehingga  dalam  paragraph  terdapat  beberapa    kalimat  yang  saling  tekait.  Dalam  rangkaian  kalimat itu tidak satupun kalimat yang bertentangan dengan kalimat gagasan utama dan kalimat- kalimat  gagasan  bawahan. Kalimat  yang berisi gagasan utama disebut kalimat topic dannkalimat yang bergagasan bawahan adalah kalimat penjels. Sebuah paragraf  minimal tediri tiga kalimat dalam penulisan karangan ilmiah. Perhatikanlah contoh paragraph  berikut yang berisi gagasan utama atau kalimat topic dan bergaga san  bawahan dalam kalimat penjelas. 
           (1)  Sampah  selamanya  selalu  memusingkan.  (2)  Berkali- kali masalahnya diseminarkan dan berkali-
           kali pula solusinya dirancang.  (3)  Namun, berbagai keterbatasan tetap menjadikan sampah seb agaimasalah  yang  pelik.  (4)  Pada  waktu  diskusi  atau  seminar sampah berlangsung, penimbunan            sampah  terus  terjadi. (5)    Hal   ini  mendapat perhatian serius  karena masalah sampah berkaitan            dengan  pencemaran  air  dan  banjir.  (6)    Selama  pengumpulan, pengankutan,  pembuangan   akhir,  dan  pengolahan  sampah  itu  belum  dapat  dilaksanakan  dengan baik, selama itu pula sampah  menjadi masalah.  (Arifin,2011:116) Keenamkalimat  dalam      paragraph  di  atas  membicarakan  soal  sampah, sehingga  topic  dalamparagraf  tersebut  dalah  “masalah  sampah”.  Kalimat -kalimatnya  koherensi  atau  saling  terkait  logis  sehingga  pembaca  dapat dengan  mudah    memahamitopik  “masalah  sampa”  dalam      paragraph  itu dengan baik. 

B. FUNGSI PARAGRAF 
       Paragraf  yangberupa  himpunan  kalimat  saling  terkait  dalam mengemukakan  mengemukakan  gagasan  utama  berfungsi  penting  bagi penulis paragraph dan bagi pembaca paragraph dalam teks.  Perhatikanlah fungsi - fungsi paragraph tersebut. 
 Fungsi Paragraph  bagi Penulis 
(1)  Paragraf me mudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan satu tema dari tema yang         lain dalam teks. 
(2) Paragraf merupakan wadah untuk mengungkapkan sebuah idea tau pokok pikiran secara tertulis. 
(3)  Paragraf harus memisahkan setiap unit pikiran yang b erupa ide, sehingga tidak terjadi percampuran  di antara unit pikiran penulis. 
(4)    Penulis  tidak  cepat  lelah  dalammenyelesaikan  sebuah  karangan  dan termotivasi masuk ke dalam          paragraf  berikutnya.   
(5)  Paragraf  dapat  dimanfaatkan  sebagai  pembatas  antara  bab  karangan dalam satu kesatuan yang           koherensi: bab pendahuluan, bab isi, dan bab kesimpulan. 

Fungsi Paragraf bagi Pembaca 
(1)  Dengan  memisahkan  atau  menegaskan  perhentian  secara  wajar danformal,  pembaca dengan jelas        memahami gagasan utama paragraph penulis.
(2)  Pembaca  dengan  mudah   “menikmati”  karangan  secara  utuh,  sehingga memperoleh informasi         penting dan kesanyang kondusif. 
(3)  Pembaca  sangat  tertarik  dan  bersemangat  membaca    paragraph  per paragraph karena tidak        membosankan atau tidak melelahkan. 
(4)  Pembaca  dapat  belajar  bagimmana  cara  menarik  untuk  menyampaikan sebuah gagasan dalam        paragraph tulis. 
(5)  Pembaca  merasa  tertarik  dan termotivasi    cara  menjelaskan  paragraph tidak hnaya dengan  kata - kata,  tetapi  dapat  juga  dengan  gambar,bagan,diagram,  grafik,dan kurva. 

C. Persyaratan Paragraf yang Baik dan Benar
        Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi persyaratan berikut. 
(1) Kesatuan yang kompak,yaitu semua kalimat harus mengemukakan  satu tema yang jelas.
(2)Koherensi  yang  padu,    yaitu  antarkalimat  dalamparagraf  saling  terkait dalamparagraf. Cara        Mengaitkan  antarkalimat  dalam  paragraph  dapat  dilakukan  dengan  cara berikut.
      (a) Pengulangan kata kunci (repetisi) yang terdapat d alamsetiapkalimat.
    (b) Penggunaan kata penghubung (konjungsi)  setiap awalkalimat  dengan tepat dan benar.
    (c)    Penggunaan  kata  ganti  orang  atau  kata  ganti  penunjuk sebagaipengganti gagasan utama dengan 
           Kata-kata seprti: dia, mereka,nya, itu , tersebut, ini. 
 (3) Penggunaan metode  pengembangan paragraph sebagai penjels gagasan utama paragraph. Metode        Yang digunakan dari metodeproses sampai dengan metode definisi.
(4)  Setiap  paragraph  harus  mempunyai  satu  gagasan  utama  yang  ditulis dala m kalimat topic. Posisi         Kalimat topic dalam paragraph ditempatkan pada 
       (a) Kalimat topic pada awal paragraf (deduktif), 
      (b) Kalimat topic  pada akhir paragraf (induktif,  
      (c) Kalimat topic pada awal dan akhir paragraph (deduktif —ind uktif)
      (d) Kalimat topic pada temgah paragraph  (ineratif) 
      (e) Kalimat topic pada semua kalimat dalamparagraf (deskriptif). 
    Kalimat topic dalam   paragraph ditulis dalam    klalimat tunggal atau kalimat majemuk  bertingkat  karena  kedua  kalimat itu  hanya  menyampaikan  satu gagasan utama. 
(5)Penulis paragraph tetap memmerhatikan kaidah satuan bahasayang lain, seperti ejaan, tanda baca, kalimat, diksi, dan bentukan kata. 
(6)  Dalamm    penulisan     karangan  ilmiah,penulisan  paragraph  harus diperhatikan hal-hal teknis penulisan         Seperti kutipan, sumber rujukan, tata latak grafik, kurva,gambar.
(7)  Penulis  pun  memperhatikan  jenis - jenis  paragraph  pada  posisi  bagian karanagan pendahuluan, isi,dan  
      Bagian kesimpulan. 
(8) Penulisan paragraph yang menjorok ke dalam, sejajar, atau menekuk.  
(9)  Penulis  juga  memperhatikan  jumlah  kata  atau  jumlah  kalimat  dalam sebuah paragraf, yaitu jumlah    Kosakata paragraph antara 30 —100 kata dan jumlah kalimat minimal tiga kalimat.
(10)  Jika  uraian paragraf  melebihi  100 kata  sebaiknya  dibuat  menjadi  dua paragraph. 
           D. JENIS- JENIS PARAGRAF 

Dalam  karangan  terdapat  bermacam - macam  jenis  paragraph.  Macam  jenis paragraph tersebut jika diperhatikan dari berbagai sudut pandang. Berikut ini ditampilkan berbagai jenis paragaraf.
(1) Jenis paragraph diperhatikan dari  satuan karangan , di antaranya
      (a)  Paragraf pembuka  yangterdapat padaawalkarangan sebagaipengantar pokok pikiran penulis            yangditempatkan pada bagian pendahuluan. 
      (b )  Paragraf  isi   adalah  paragraph  yangmenguraikan  pokok  masalah dalamkarangan, yaitu bagian             isi atau uraian karangan. 
    (c)  Paragrafpenutup   adalah  paragraph  yang  menyimpulkan  atau mengakhiri sebuah karangan,yaitu             bagian penutup atau kesimpulan.  
(2) Jenis paragraph diperhatikan dari  sudut pandang sifat tujuan karangan , di antaranya
      (a)  Paragraf  eksposisi  adalah  paragraph  yang  menginformasikan  atau memaparkan pokok masalah.
      (b)  P aragraf  argumentative  adalah  paragaraf  yang  mengemukan  suatu pikiran dngan alasanlogis.
    (c )    Paragraf  deskriptif   adalah  jenis  paragrafyang  memerikan  suatu suasana, area, dan benda. 
    (d )  Paragraf  naratif   adalah  jenis  paragraph  yang  menceritakan  suatu masalah.
    (e)  Paragraf persuasive   adalah jenis paragraph yang memengaruhi atau merajuk orang tentang           sesuatu . 
(3)Jenis  paragraph  diperhatikan  dari  posisi  kalimat  topic   dalam paragraph,diantaranya
 (a) Paragraf deduktif adalah jenisparagraf yang menempatkan kalimat topic pada awal paragraph. 
 (b) Paragraf induktif adalahjenis paragraph yang menempatkan kalimat topic pada akhir paragraph. 
(c)    Paragraf  deduktif- induktif  adalah  jenis  paragraph  yang  menempatkan kalimat topic pada awal dan akhir paragraph.
(d)Paragraf  ineratif    adalah  jenis  paragraph  yang  meletakkan  kalimat  topic  pada tengah paragraph. 
(e)   Paragraf tanpa  kalimat  topic   adalah  paragraph  yang  menyembangkan paragraph yang mlebihi          satu paragraph.
(4 ) Jenis paragraph   diperhatikan  dari cara atau metode pengambangan  paragraph, di antaranya 
      (a)Paragraf  menerangkan,
    (b) Paragraf merinci,  
    © Paragraf contoh,   
   (d) Paragraf buktian,
    (e) ParagrafPertanyaan, 
    (f) Pa ragraf perbandingan,  
    (g) Paragraf sebab akiba.  
Dari  ke- 4  sudut  paragraph    di    atas,  paragraph  darisudut  pandang  satuan karangan  dan  paragraph  sudut  pandang  sifat  tujuan  karangan  yang  perlu dipahami lanjut.  
Setelah  memerhatikan    jenis - jenis  paragraf dari  berbagai  sudut  pandang, berikut  ini  akan  dijelaskan  Janis  paragraph  dari  sudut    pandang  satuan karangan, yaitu paragraph pembuka , paragraph isi, dan paragraph penutup. 
PARAGRAF PEMBUKA 
Paragraf  pembuka  adalah  paragraph  yang  mengawali  sebuahpenulisan  karangan  dengan  mengantarkan  pokok  masalah  dalambagian  pendahuluan karangan.    Hall - halyang  harus  diperhatikan  dalam  menyusun  paragraph pembuka karangan. 
(1) Paragraf itu berfungsi mengantar pokokmasalah  karangan. 
(2) Paragraf ini sanggup menyia pkan pikiran pembaca pada pokok masalah yang akan dijelaskan. 
(3)  Kata - kata  dalamparagraf  ini    hendaknya  menarik  perhatian  pembaca, sehingga mudah memahami         Pokok masalah yang akan diuraikan.
(4)  Kalimat  dan  paragraph  dalambagian  ini  tidak  terlalupanjang karena paragraph belum menguraikan. 
PARAGRAF ISI
Paragraf isi atauparagraf pengembang adalah jenis paragraph yang berfungsi menuraikan  atau  memperjelas  pokok  masalah  yang  akan  diuraikan dalamkarangan.Uraian pokok masalah dalamparagraf ini dapat disampaikan dengan  berbagaimetode  pengembangan  dan  menbampilkan  hal- hal teknis uraian dalamkarangan ilmiah. Hal- halyang diperhatikan dalam jenis paragrafini diantaranya:
 (1) mengemukakan  pokok masalah dengan jelas dan eksplisit. 
 (2) Perlu dijaga keserasian dan kelogisan antarparagraf. 
 (3)  pengambangan  paragraph  dapat  menggunakan  jenis  paragraph ekspositoris, argumentative,         Deskriptif, dan naratif.
(4)  memperhatikanhalteknis  penul isan  seperti  kutipan,  sumberkutipan, penggunaan bagan diagram        Grafik kurfa.
(5)  menyiapkan  uraian  pokok  masalah  yang  disentesiskan  sebagai  bahan paragraph kesimpulan.

PARAGRAF PENUTUP 
 Paragraf  penutup  merupakan  pernyataan  kembali  gagasan  yang  diurai kan atau  merupakan  jawaban    pertanyaan  yang  terdapat    pada    paragraph pembuka.Paragraf ini merupakan akhir sebuah karangan yang dapat disampai secara horisontaldan vertical dalam rincian.  Hal -hal  yang perlu diperhatikan dalam penyusunan paragraph  penutup ini, antara lain   
1)   Paragraf  ini  tidak  boleh  terlalu  panjang  dan  tidak  begitu  saja  memutuskannya.
2)   Paragraf ini ditampilkan sebagai cerminan sebuah kesimpulan. 
3)   Paragraf ini harus mendapat  kesan positif dan informasi  
4)   pengetahuan   yang logis dan kondusif. 
5)   Paragraf ini dapat berupa jawaban singkat dariuraian atau pertanyaan yang terdapat pada paragraph Pembuka.
6)   Paragraf  ini  jangan  lagimenguraikan,  mengutip,dan  mengemukakan masalah baru.
7)   Berdasarkan  apa  yang  disimpulkan  dalam  paragraf,  penulis  dapat mengajukan rekomendasi atau 
8)   Usulan yang berupa saran  karena  keterbatasan   waktu dan dana  yang penulis  dapatkan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar