KONSEP BAHASA DAN FUNGSI BAHASA
A. Konsepsi
Bahasa
Sampai
dengan abad XXI
ini perkembangan ilmu
dan teknologi menunjukkan bahwa
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Inggris sebagai
bahasa internasional sangat
berperan sebagai sarana komunikasi. Dalam
bidang akademik bahasa
Indonesia telah menunjukkan peranannya dalam berbagai
disiplin ilmu melalui bentuk- bentuk tulisan ilmiah seperti makalah
dan skripsi. Pada
dasarnya interaksi dan macam
kegiatan akademik tidak akan sempurna atau berjalan dengan baik dan benar.
Begitu pentingnya bahasa sebagai
sebagai sarana komunikasi
batasan atau pengertian BAHASA
adalah sarana komunikasi
antaranggota masyarakat dalam
menyampaikan ide dan perasaan secara lisan atau tulis.
Konsepsi bahasa tersebut menunjukkan bahwa
sistem lambang bunyi ujaran dan lamb ang
tulisan digunakan untuk
berkomunikasi dalam masyarakat
dan lingkungan akademik. Bahasa yang baik dikembangkan oleh pemakainya
berdasarkan kaidah - kaidahnya yang tertata dalam suatu sistem. Kaidah bahasa dalam sistem tersebut mencakup beberapa hal beri
kut.
(1)
Sistem lambang yang
bermakna dapat dipahami
dengan baik oleh masyarakatnya.
(2)
Berdasarkan kesepakatan masyarakat pemakainya, sistem bahasa itu bersifat
konvensional.
(3)
Lambang sebagai huruf (fonemis) bersifat manasuka atau kesepakatan
pemakainya (arbitrer)
(4)
Sistemlambang yang terbatas
itu (A—Z: 26
huruf) mampu menghasilkan kata,
bentukan kata, frasa, klausa, dan kalimat yan tidak terbatas dan sangat
produktif.
(5)
Sistem lambang itu
(fonemis) tidak sama
dengan sistem lambang bahasa lain seperti sistem lambang bahasa Jepang (Lambang hirakana atau
silabis)
(6) Sistem lambang bahasa itu dibentuk
berdasarkan aturan yang bersifat universal sehingga dapat sana dengan
sistemlambang bahasa lain. Unsur dalam
sistem lambang tersebut menunjukkan bahwa bahasa itu bersifat unik, khas, dan
dapat dipahami masyarakat.
B. Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa yang utama dan pertama
sudah terlihat dalam konsepsi bahasa di
atas, yaitu fungsi komunikasi dalam
bahasa berlaku bagi
semua bahasa apapun dan dimanapun. Dalam berbagai lit eratur bahasa,
ahli bahasa (linguis) bersepakat dengan fungsi- fungsi bahasa berikut:
1. fungsi ekspresi dalam bahasa
2. fungsi komunikasi dalam bahasa
3. fungsi adaptasi dan integrasi dalam bahasa
4. fungsi kontrol sosial (direktif dalam
bahasa)
Di samping
fungsi- fung si utama tersebut,
Gorys Keraf menambahkan beberapa fungsi
lain sebagai pelengkap
fungsi utama tersebut.
Fungsi tambahan itu adalah:
1. Fungsi lebih mengenal kemampuan diri
sendiri.
2. Fungsi lebih memahami orang lain;
3. Fungsi belajar mengamati dunia, bidang
ilmu di sekitar dengan cermat.
4. Fungsi
mengembangkan proses berpikir
yang jelas, runtut,
teratur, terarah, dan logis;
5. Fungsi
mengembangkan atau memengaruhi
orang lain dengan
baik dan menarik (fatik). (Keraf, 1994: 3- 10)
6. Fungsi mengembangkan kemungkinan kecerdasan
ganda:
1)
Fungsi pernyatan ekspresi diri
Fungsi pertama
ini, pernyataan ekspresi
diri, menyatakan sesuatu yang
akan disampaikan oleh
penulis atau pembicara
sebagai eksistensi diri dengan maksud:
a. Menarik perhatian orang lain (persuasif dan
provokatif),
b. Membebaskan diri dari semua tekanan dalam
diri seperti emosi,
c. Melatih diri untuk menyampaikan suatu ide
dengan baik,
d. Menunjukkan keberanian (convidence)
penyampaikan ide.
Fungsi
ekspresi diri itu
saling terkait dalam
aktifitas dan interaktif keseharian individu,
prosesnya berkembang dari
masa anak -anak, remaja,
mahasiswa, dan dewasa.
2)
Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi
merupakan fungsi bahasa
yang kedua setelah fungsi ekspresi diri. Maksudnya,
komunikasi tidak akan terwujud tanpa dimulai dengan ekspresi diri. Komunikasi merupakan akibat yang lebih
jauh dari ekspresi, yaitu komunikasi tidak akan sempurna jika ekspresi diri
tidak diterima oleh orang lain. Oleh karena itu,komunikasi tercapai dengan baik
bila ekspresi berterima.
Dengan kata lain,
komunikasi berprasyarat pada ekspresi diri.
3)
Fungsi integrasi dan adaptasi sosial
Fungsi
peningkatan (integrasi) dan penyesuaian (adaptasi) diri dalam suatu lingkungan
merupakan kekhususan dalam
bersosialisasi baik dalam lingkungan
sendiri maupun dalam
lingkungan baru. Hal
itu menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan sebagai sarana mampu
menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan (masyarakat). Dengan demikian, bahasa
itu merupakan suatu
kekuatan yang berkorelasi dengan kekuatan
orang lain dalam
integritas sosial. Korelasi
melalui bahasa itu memanfaatkan
aturan- aturan bahasa yang
disepakati sehingga manusia berhasil
membaurkan diri dan
menyesuaikan diri sebagai anggota
suatu masyarakat.
4)
Fungsi kontrol sosial
Kontrol
sosial sebagai fungsi bahasa bermaksud memengaruhi perilaku dan tindakan orang
dalam masyarakat, sehingga seseorang itu terlibat dalam komunikasi dan dapat
saling memahami. Perilaku dan tindakan itu berkembang ke arah positif dalam
masyarakat. Hal positif itu terlihat melalui
kontribusi dan masukan
yang positif. Bahkan,
kritikan yang tajam dapat
berterima dengan hati yang lapang jika kata - kata dan sikap baik memberikan
kesan yang tulus tanpa prasangka. Dengan kontrol sosial, bahasa
mempunyai relasi dengan
proses sosial suatu masyarakat seperti
keahlian b icara, penerus
tradisi tau kebudayaan, pengindentifikasi diri,
dan penanam rasa
keterlibatan (sense of belonging) pada masyarakat bahasanya.
7.
Fungsi membentuk karakter diri
8.
Fungsi membangun dan mengembangkan profesi diri
9.
Fungsi menciptakan berbagai kreativitas baru (Widiono, 2005: 11 -18)
Masih
banyak fungsi bahasa yang lain dalam
bahasa Indonesia khususnya, fungsi bahasa dapat dikembangkan atau dipertegas
lagi ke dalam kedudukan atau posisi bahasa
Indonesia. Posisi Bahasa
Indonesia diidentifikasikan
menjadi bahasa persatuan,
bahasa nasional, bahasa
negara, dan bahasa standar. Keempat
posisi bahasa Indonesia
itu mempunyai fungsi
masing-masing seperti berikut:
I. Fungsi
bahasa persatuan adalah
pemersatu suku bangsa,
yaitu pemersatu suku, agama, rasa dan antar golongan (SARA) bagi suku
bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Fungsi pemersatu ini
(heterogenitas/kebhinekaan) sudah dicanangkan
dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
II. Fungsi Bahasa Nasional adalah fungsi jati
diri Bangsa Indonesia bila berkomunikasi pada dunia luar Indonesia. Fungsi
bahasa nasional ini dirinci atas bagian berikut:
1. Fungsi lambang kebanggaan kebangsaan
Indonesia
2. Fungsi Identitas nasional dimata
internasional
3. Fungsi
sarana hubungan antarwarga,
antardaerah, dan antar budaya, dan
4. Fungsi
pemersatu lapisan masyarakat:
sosial, budaya, suku bangsa, dan bahasa.
III. Fungsi
bahasa negara adalah
bahasa yang digunakan
dalam
administrasi
negara untuk berbagai aktivitas dengan rincian berikut:
1. Fungsi bahasa sebagai administrasi
kenegaraan,
2. Fungsi bahasa sebagai pengantar resmi belajar di
sekolah dan perguruan tinggi,
3. Fungsi
bahasa sebagai perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan bagai
negara Indonesi sebagai
negara berkembang, dan
4. Fungsi bahsa
sebagai bahasa resmi berkebudayaan
dan ilmu teknologi (ILTEK)
IV. Fungsi
bahasa baku (bahasa
standar) merupakan bahasa
yang digunakan dalam pertemuan
sangat resmi. Fungsi
bahasa baku itu berfungsi sebagai berikut:
1. Fungsi pemersatu sosial, budaya, dan
bahasa,
2. Fungsi penanda kepribadian bersuara dan
berkomunikasi,
3. Fungsi penambah kewibawaan sebagai pejabat
dan intelektual, dan
4. Fungsi penanda acuan ilmiah dan penuisan
tulisan ilmiah.
Keempat posisi
atau kedudukan bahasa
Indonesia itu mempunyai
fungsi keterkaitan antar unsur.
Posisi dan fungsi
tersebut merupakan ke kuatan bangsa Indonesia dan merupakan jati
diri Bangsa Indonesia yang kokoh dan mandiri. Dengan keempat posisi itu, bahasa
Indonesia sangat dikenal di mata dunia, khususnya tingkat regional ASEAN. Dengan
mengedepankan posisi dan
fungsi bahaasa Indonesia,
eksistensi bahasa Indonesia diperkuat dengan latar belakang sejarah yang
runtut dan argumentatif. Sejarah terbentuknya
Bahasa Indonesia dari bahasa
melayu. Ciri- ciri bahasa Indonesia
yang khas, legi timasi
sebagai interaksi Bahasa Indonesia, dan ragam
serta laras Bahasa
Indonesia memperkuat konsepsi dan fungsi dikembangkan
ke berbagai ilmu, teknologi, bidang,
dan budaya sekarang dan
nanti.
RAGAM
DAN LARAS BAHASA
1.
PENDAHULUAN
Ketika
bahasa itu berada pada tataran fungsi bahasa ekspresi diri dan fungsi bahasa
komunikasi, bahasa yang digunakan masuk ke dalam ragam bahasa dan laras
bahasa. Ragam bahasa
adalah variasi bahasa
yang terbentuk karena pemakaian
bahasa. Pemakaian bahasa
itu dibedakan berdasarkan media yang digunakan topik
pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihak lain, laras
bahasa dimaksudnya kesesuaian
antara bahasa dan
fungsi pemakaiannya. Fungsi pemakaian
bahasa lebih diutamakan
dalam laras bahasa dari pada
aspek lain dalam ragam bahas a. Selain itu, konsepsi antara ragam bahasa
dan laras bahasa
saling terkait dalam
perwujudan aspek komunikasi bahasa.
Laras bahasa apa
pun akan memanfaatkan
ragam bahasanya. Misalnya, laras bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.
2.
RAGAM BAHASA
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam bahasa diartikan variasi bahasa
menurut pemakaiannya, topic yang dibicarakan hubungan pembicara dan teman
bicara, dan medium
pembicaraannya. (2005:920). Pengertian ragam bahasa ini dalam
berkomunikasi perlu memperhatikan aspek
(1) situasi yang dihadapi, (2)
permasalahan yang hendak
disampaikan, (3) latar belakang pendengar atau pembaca yang
dituju, dan (4) medium atau sarana bahasa yang digunakan. Keempat aspek dalam
ragam bahasa tersebut lebih mengutamakan aspek situasi y ang dihadapi dan aspek
medium bahasa yang digunakan dibandingkan kedua aspek yang lain.
2.1.
Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaianannya
Berdasarkan situasi
pemakaiannya, ragam bahasa
terdiri atas tiga
bagian, yaitu ragam bahasa
formal, ragam bahasa
s emiformal, dan ragam
bahasa nonformal. Setiap ragam bahasa dari sudut pandang yang lain dan
berbagai jenis laras bahasa diidentifikasikan ke dalam situasi
pemakaiannya. Misalnya, ragam bahsa
lisan diidentifikasikan sebagai ragam bahasa formal, semiformal, atau
nonformal. Begitu juga laras bahasa manjemen diidentifikasikan sebagi
ragam bahasa formal,
semiformal, atau nonformal.
Ragam bahasa formal memperhatikan kriteria berikut agar
bahasanya menjadi resmi.
1. Kemantapan
dinamis dalam pemakaian
kaidah sehingga tidak
kaku tetapi tetap lebih luwes dan dimungkinkan ada perubahan kosa kata
dan istilah dengan benar.
2. Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara
konsisten dan eksplisit.
3. Penggunaan bentukan kata secara lengkap dan
tidak disingkat.
4. Penggunaan imbuhan (afik sasi) secara
eksplisit dan konsisten
5. Penggunaan ejaan yang baku pada ragam bahasa
tulis dan lafal yang baku pada ragam bahasa lisan.
Berdasarkan
kriteria ragam bahasa formal di atas, pembedaan antara ragam formal, ragam
semiformal, dan ragam nonformal diam ati dari hal berikut:
1. Pokok masalah yang sedang dibahas,
2. Hubungan antara pembicara dan
pendengar,
3. Medium bahasa yang digunakan lisan atau
tulis,
4. Area atau lingkungan pembicaraan terjadi,
dan
5. Situasi ketika pembicaraan berlangsung.
Kelima
pembedaan ragam baasa di atas, dipertegas lagi pembedaan antara ragam bahasa
formal dan ragam
bahasa nonformal yang
paling mencolok adalah sebagai
berikut:
1.
Penggunaan kata sapaan dankata ganti,misalnya:
Saya dan gue/ogut Anda dan
lu/situ/ente
2. Penggunaan
imbuhan (afiksasi), awalan
(prefix), akhiran (sufiks), gabungan awalan
dan akhiran (simulfiks),
dan imbuhan terpisah (konfiks). Misalnya:
Awalan:
menyapa – apaan
Mengopi
– ngopi
Akhiran: laporan
– laporin
Marahi – marahin
Simulfiks: menemukan ------ nemuin
Menyerahkan----- nyerahin
Konfiks: Kesalaha----------- nyalahin
Pembetulan-------
betulin
(4) Penggunaan
unsure fatik (persuasi)
lebih sering m uncul
dalam ragam bahasa nonformal,
seperti sih, deh, dong,kok,lho, ya kale, gitu ya.
(5) Penghilangan
unsure atau fungsi
kalimat (S- P- O- Pel- Ket) dalam
ragam bahasa nonformal yang
menganggu penyampaian suatu pesan.Misalnya,
Penghilangan subjek: Kepada hadirin harap brdiri.
Penghilangan predkat: Laporan itu untuk pimpinan.
Penghilangan objek : RCTI melaporkan dariMedan.
Penghilangan pelengkap: Mereka berdiskusi dilantai II.
2.2. Ragam bahasa berdasarkan mediumnya
Berdasarkan mediumnya ragambahasa
terdiriatas dua ragambahasa,yaitu
(1) ragam bahasa lisan
(2) ragam bahasa tulis.
Ragambahasa
lisan adalah bahasa
yang dilafalkan langsung
oleh penuturnya kepada pendengar
atau teman bicaranya. Raga m bahasa lisan ini
ditentukan oleh intonasi
dalam pemahaman maknanya.
Misalnya, (a)mKucing/ makan tikus mati.
(b) Kucing makan//tikus
mati.
(c) Kucing makan tikus/mati.
Ragam bahasa tulis
adalah ragambahasa yang ditulis
atau dicetak dengan memerhatikan penempatan
tanda baca dan
ejaan secara benar. Ragambahasa tulis dapat bersifat formal,semiformal, dan nonformal. Dalam
penulisan makalah seminar
dan skripsi,penulis harus
menggunakan ragambahasa
formal sedangkan ragam
bahasa semiformal digunakan dalamperkuliahan dan ragam bahasa
nonformal digunakan keseharian secara informal. Berikut ini didesjripsikan
perbedaan dan persamaan antara bahasa lisan dan bahasa tulius dalam bentuk
bagan.
Penggunaan ragambahasa
dan laras bahasa
dalampenulisan karangan ilmiah harus berupaya pada
(1) ragam bahasa
formal,
(2) ragam bahasa tulis,
(3) ragam bahasa lisan ,
(4)
laras bahasa ilmiah, dan
(5) berbahasa Indonesia denga n baik
dan benar.
LARAS
BAHASA
Laras
bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Laras bahasa
terkait langsung sung dengan selingkung bidang (home style) dan keilmuan,
sehingga dikenallah laras bahasa ilmiah dengan bagian sub-sublarasnya. Pembedaan
diantara sub- sublaras bahasa
seperti dalamlaras ilmiah itu
dapat diamati dari
(1) penggunaan kosakata dan bentukan kata,
(2) penyusunan frasa,klausa, dan
kalimat,
(3) penggunaan istilah
(4)pembentukan paragraph,
(5) penampilan halteknis,
(6) penampilan kekhasan dalam
wacana.
Berdasrkan konsepsi
laras bahasa tersebut,laras bahasa
ekonomi mempunyai sub-
sublaras bahasa manajemen,
sublaras akunta nsi,sublaras
asuransi, sublaras perpajakan, dll.
PENULISAN
EJAAN DAN TANDA BACA
I. Konsepsi Ejaan
EJAAN
adalah keseluruhan pelambangan
bunyi bahasa, penggabungan dan pemisahan
kata, penempatan tanda
baca dalam tataran
satuan bahasa.Pengertian
senada dengan KBBI
(2005:205), Ejaan adalah
kaidah-kaidah cara menggambarkan
bunyi- bunyi dalammbnetuk hurufserta penggunaan tanda
baca dalam tataran
wacana. Berdasrkan konsepsiejaan tersebut, cakupan bahasan ejaan membicarakan
(1)
pemakian huruf vocal dan konsonan,
(2)
penggunaan huruf capital dankursif,
(3)
penulisan kosakata dan bnetukan kata,
(4)
penulisan unsure serapan afiksasi dan kosakata asing, dan
(5)
penempatan dan pemakaian tanda baca.
Ke-
5 aspek ejaan tersebut ditata dalamkaidah ejaan yang disebut Ejaan yang
Disempurnakan sejak1972.
II
. K aidah Penempatan Ejaan dalam Penulisan
Dalam
buku Pedoman Ejaan
yang Disempurnakan penulisan
ejaan dan tanda baca
diatur dalamkaidahnya masing-masing. Penulisan
ejaan yang diatur tersebut di
antaranya
(1)
Pemakaian abjad,huruf vocal, huruf konsonan, dan abjad.
(2)
Persukuan, yaitu pemisahan suku kata,
(3)
Penulisan huruf besar,
(4)
Penulisan huruf miring,
(5)
Penulisan kata dasar, kata ulang, kata berimbuhan,, gabungan kata,
(6)
Penulisan angka dan lambang bilangan,
(7)
Penempatan tanda baca atau pungtuasi, di antaranya
(a) Tandatitik (.),
(b) Tanda koma (,),
(c) Tanda titik dua (:),
(d) Tanda titik koma (;)
(e) Tanda
titiktitik/ellipsis(….),
(f) Tanda Tanya (?),
(g) Tanda seru (!),
(h) Tanda kurung biasa
((….)),
(i) Tanda hubung (- ),
(j) Tanda pisah ( -- ),
(k) Tanda petik tunggal
(‘…’),
(l) Tanda petik ganda (“…”),
(m) Tanda kurung siku ([…]),
(n) Tanda ulang angka dua
(…..2),
(p) Tanda apostrof (‘….)
Tanda baca
di atas diaplikasikan
dalam teks sesuai
dengan kaidah yang berlaku secara resmi.
Kaidah ejaan itu akan dilampirkan dari buku Pedoman EYD.
Ketiga
ejaan yang berlaku dalam bahasa
Indonesia itu diresmikan di Jakarta melalui pemerintahan k olonial Belanda dan pemerintahan Republik Indonesia.
C. Penempatan Ejaan dan T anda Baca
Dalam buku Pedoman Ejaan yang
Disempurnakan (dis i ngkat Pedoman
EYD) penulisan ejaan dan
tanda baca diatur da lam kaidahnya sebagai berikut.
(1)
Pemakaian abjad berupa huruf vok al, huruf konsonan,
(2) Persukuan, yaitu pemisahan suku
kata,
(3) Penulisan huruf besar ( k apital)
(4) Pe nulisan huruf miring atau
digarisbawahi (kursif),
(5) Penulisan kata dasar,kata ulang, kata
berimbuhan, dan gabungan kata,
(6) Penulisan angka dan lambang bilangan, dan
(7) Penempatan tanda baca (pungtuasi), di
antaranya
(a) Tand a titik (.),
(b) Tanda koma (,),
(c)
Tanda titik koma (;),
(d)
Tandatitik dua (:),
(e)
Tanda titik - titik/ellipsis (…),
(f)
Tanda Tanya (?),
( g) Tanda seru (!),
(h)
Tanda kurung biasa ((…)),
(i)
Tanda kurung siku ([…]),
(j)
Tanda hubung ( -),
(k) Tanda pisah ( -- ),
(l)
Tanda petik tunggal (‘…’),
(m)Tanda petik ganda (“…”),
(n) Tanda garis miring (/),
(o) Tanda ulang angka dua (2), dan
(p) Tanda apostrof/penyingkat
(‘).
Ke-
16 penempatan tanda baca tersebut dideskrisikan sebagai berikut dari buku
Pedoman E YD (Pusat Bahasa, 2009,
cetakan ke - 30: hlm. 15 —39).
KALIMAT
DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM PENULISAN
A.
Pengertian K alimat dan K alimat
Efektif
Dalam proses
penulisan karya ilmiah
ada dua jenis
kalimat yang mendapat perhatian
penulis, yaitu masalah
kalimat dan masalah
kalimat efektif. Pernyataan
sebuah kalimat bukanlah sebatas rangkaian kata dalam frasa
dan klausa. Rangkaian
kata dalamkalimat itu
ditata dalam struktur gramatikal yang benar unsur-
unsurnya dalam membentuk makna yang akan disampaikan secara logis. Kalimat-
kalimat dalam penulisan ilmiah harus lebih cermat lagi
menata kalimat yang benar dan
efektif karena kalimat- kalimat yang tertata itu berada
dalam laras bahasa ilmiah.
Kalimat dalam
tataran sintaksis adalah
satuan bahasa yang
menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan
tanda titik s ebagai pembatas.
Sifat predikatif dalam
kalimat berstruktur yang dibentuk
oleh unsure subjek,
unsure predikat,dan unsure
objek (S - P+O). Unsur subjek
dan predikat itu
harusmewujudkan makna gramatikal
kalimat yang logis. Konsepsi
kalimat itubelum cukup
untuk menampilkan kalimat efektif, sehingga
diperlukan factor lain
dalamperwujudan kalimat
menjadikalimat efektif. Oleh karena itu,
KALIMAT EFEKTIF adalah satuan bahasa
(kalimat) yang secara tepat harus mewakili gagasan atau perasaan penulis dan
harus pula dimengerti
oleh pembaca sebagaimana
yang dimaksudkan penulis. Jadi,
kalimat efektif merupakan
kalimat yang harus tepat
sasaran dalam penyampaian
dan pemerian bagi
pembacanya. Disamping kaidah yang
ada dalam kalimat,kalimat efektif
perlu memperhatikan
persyaratasn dan menghindari
hal- hal yang menyalahi kalimat efektif.
B.
PERSYARATAN KALIMAT EFEKTIF
1.
FUNGSI GRAMATIKAL DALAM KALIMAT EFEKTIF
ATAU KESATUAN
FUNGSI
GRAMATIKAL
Fungsi
gramatikalatau unsure struktur
dalamkalimat dikenal dengan
istilah subjek, predikat, objek,, pelengkap,, dan keterangan
yang dirumuskan atau d isngkat
menjadi S + P + (O/Pel.) +
(Ket) /
S
: adalah subjek
P
: adalah predikat
O
: adalah objek
Pel.:
adalah pelengkap
Ket.
: adalah keterangan.
Fungsi subjek
dan fungsi predikat
harus ada dan
jelas dalamkalimat dan
secara fakultatif diperlukan
fungsi objek, fungsi
pelengkap, dan fungsi keterangan.
SUBJEK adalah
fungsi kalimat yang
menandai apa yang dinyatakan
oleh penulis. Posisi subjek dalam kalimat bebas, yaitu terdapat pada
awal, tengah, atau akhir kalimat.
PREDIKAT
adalah fungsi kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis
tentang subjek. Posisi
predikat dalam kalimat juga bebas,kecuali tidak boleh di belakang objek dan di belakang
pelengkap.
OBJEK
adalah fungsikalimat yang melengkapi kata kerja aktif dan kata kerja pasif sebagai hasil perbuatan, yang dikenai
perbuatan, yang menerima,atau yang
diuntungkan oleh perbuatan
sebagai predikat. Fungsi
objek selalu terletak di belakang
predikat berkata kerja transitif.
PELENGKAP adalah
fungsi yang melengkapi
fungsi kata kerja
berawalan ber- dalampredikat,
sehingga predikat kalimat menjadi lebih
lengkap. Posisi pelengkap dalam kalimat terletak di belakang predikat berawalan ber- .
KETERANGAN adalah
fungsi kalimat yang melengkapi fungsi - fungsi kalimat,yaitu melengkapi
fungsi subjek, fungsi predikat, dan fungsi objek, atau fungsi semua
unsure dalamkalimat. Posisi
keterangan dalam kalimatbebas dan tidakn
terbatas. Tidak terbatas
dimaksudkan fungsiketerangan dalam dapat
lebih dari satu
pada posisi bebas
yang sesuai dengan
kepentingan fungsi - fungsi kalimat.
Perhatikanlah
posisifungsi- fungsi kalimat berikut.
(1) Setelah
bekerja selama tiga hari,panitia pelaksana seminar
lingkungan hidup itu berhasil merumuskan
undang- undang kebersihan tata kota Jakarta di Kantor DPD DKI Jakarta. (P- Pel-
S-P- O- K)
(2) Keputusan hakim perlu ditinjau kembali.( S
– P)
(3) Perlu ditinjau kembali keputusan hakim. (P
– S)
(4) Kelompok Pialang (broker) berbicara tentang
fluktuasi harga sama IHSG.
(S
– P –
Pel.)
(5) Selama tahun 2012 fluktuasi harga saham
IHSG mengalami kenaikan yang signifikan sebanyak 12 kali di Bursa Efek
Jakarta (K – S
– P – O –
K)
(6) Pengacara tersebut mempelajari undang -
undangpencemaran nama baik dan
membandingkannya dengan Undang- undang Dasar RI. (S1 – P1 –
O1 – P2 – K)
(7) Evaluasi pembelajaran mahasiswa meliputi
empat komponen, yaitu komponen UTS,komponen UAS, komponen kehadiran, dan komponen makalah
ilmiah. (S1 – P1 – O1 – K1 – K2- K3
– K4)
(8)
Jika stabilitas nasional mantap,
masyarakat dapat bekerja deng an tenang
dan dapat beribadah dengan leluasa. (S3 - P3 – S1 – P1 – S2 – P2)
Perhatikanlah
contoh kalimat majemuk dalam posisi fungsi yang berbeda berikut.
(9) Bahwa kemerdekaan itu hak semua
bangsa sudahdiketahui semua
orang. (
S1 (konjungsi + S2 +
P2) - P1 -
O1.)
(10) Dosen
mengatakan bahwa komponen nilai
UAS berbobot 40%. (S1 -
P1 - O1 (S2+P2)).
(11) Hasil UAS mahasiswa dibatalkan jika mahasiswaketahuan mencontek.(S1 – P1 – K1 (S2+P2)).
(12) Kelompok C berpresentasi dan tim juri menilainya. (S1 – P1 + S2
– P2)
(13
) Kinerja bisnis mulai membaik dan
perkembangan ekonomi menjadi stabil setelah pemilu berlangsung damai. (S1
- P1 + S2 – P2 + (S3 + P3)
2.
KEPADUAN (KOHERENSI) DALAM KALIMAT
Kepaduan
atau keherensi dalam
kalimat efektif adalah
hubungan timbal e balik
atau hubungan kedua
arah di antara
kata atau frasa
dengan jelas, benar, dan logis.
Hubungan timbal baik terjad
dapat antarkata dalam frasa
satu unsure atau dapat terjadi
antar frasa dalam
antarfungsi dalam kalimat.
Hubungan antarfungsi itu
dapat menimbulkan kekacauan
makna gramatikal kalimat. Perhatikanlah contoh kalimat yang berprasyarat
koherensi berikut.
Contoh
kalimat yang TIDAKKOHERENSIF
(1) Setiap hari dia pulang pergi Bogor – Jakarta
dengan kereta api.
(2) Oleh panitia seminar makalah itu dimasukkan ke dalam antologi.
(3) Pelaksanaan seminar itu karena jalan macet
harus ditunda satu jam kemudian.
Pembetulan
kalimat yang KOHERENSIF
(1a)
Setiap hari dia pergi pulang
Bogor—Jakarta dengan kereta api
(2b)
Makalah seminar itu dimasukkan ke dalamantologi.
(3a). Karena jalan macet,pelaksanaan seminar
itu ditunda satu jam
kemudian.
3
KEHEMATAN KALIMAT ATAU EKONOMI BAHASA
KEHEMATAN arau
ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang langsung menyampaikan gagasan
ataupesan kalimat secara
jelas, lugas, dan
logis. Kalimat yang hemat dalam
penulisan menghindari dan memperhatikan
hal- hal berikut .
(1) Penulis menggunakan kata bermakna leksikal y
ang jelas dan lugas da n penenpatan afiksasi yang benar.
(2) Penulis menghindari subjek yang sama dalam
kalimat majemuk.
(3) Penulis menghindari pemakaian hiponimi dan
sinonimi yang tidak perlu.
(4) Penulis
menghindari penggunaan kata
depan (preposisi) di
depan kalimat dan di depan
subjek.
(5) Penulis menghindari penggunaan kata
penghubung (konjungsi) di depan subjek dan di belakang predikat yang berkata
kerja transitif.
(6) Penulis menghindari kata ulang jika sudah
ada kata bilangan tak tentu di dep an kata benda.
(7) Penulis
menghindarifungsi tanda baca
dan pengulangan kata
dalam rincian.
(8) Penulis
menghindariketerangan yang berbelit- belit dan
panjang yang seharusnya ditempatkan dalam catatan kaki
(footnotes).
(9) Penulis
menghindari pemborosan kata
dan afiksasi yang
tidak jelas fungsinya.
Perhatikanlah
contoh berikut,yaitu kalimat
kurang memperhatikan ekonomi bahasa.
(a)
Dalam ruangan ini kita dapat menemukan barang- barang, antara lain
seperti meja, kursi, buku, l ampu, dan
lain -lain.
(b) Karena modal di bank terbatas,
sehingga tidak semua pengusaha lemah
memperoleh kredit.
(c)
Apabila pada hari itu saya
berhalangan hadir, maka rapat akan
dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
Perbaikan
kalimat yang memperhati kan ekonomi bahasa berikut.
(a1)
Dalam ruangan ini
kita dapat menemukan
meja, kursi, buku, lampu,
dan lain-lain.
(b1)
Karena modal di bank terbatas,
tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(b2)
Modal di bank terbatas,
sehingga tidak semua pengusaha
lemah memperoleh kredit.
(c1) Pada
hari itu saya
berhalangan hadir, maka
rapat akan dipimpin oleh Sdr.
Tadjudin.
(c2) Apabila pada hariitu saya berhalangan hadir,
rapat akan dipimpin oleh S dr.
Tadjudin.
4.
PENEKANAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
Dalam
kalimat efektif PENEKANAN ATAU PENONJOLAN adalah upaya penulis untukmemfokuskan kata
atau frasa dalamkalimat. Penekanan
dalam kalimat dapat berupa kata,frasa,klausa, dalam kalimat yang dapat berpindah-pindah. Namun,penekanan tidak sama dengan penentuan gagasan utama
dan ekonomi bahasa.
Penekanan dapat dilakukan
dalamkalimat lisan dan kalimat tulis. Pada kalimat
lisan,penekanan dilakukan dengan intonasi
yang dapat disertai mimik muka dan ben tuk nonverbal lai nnya. Penekanan dalam kalimat
tulis dapat dilakukan dengan cara- cara berikut.
(1) Mutasi,
yaitu mengubah posisi
kalimat dengan menempatkan
bagian yang dipenting pada awal kalimat.
Contoh: Minggu
depan akan diadakan
seminar”Pencerahan Pancasila bagi Mahasiswa”
(2) Repetisi, yaitu mengulang kata yang sama
dalam kalimat yang bukan berupa
sinonim kata.
Contoh: Kalau pimpinan sudah mengatakan tidak tetap tidak.
(3) Kursif, yaitu menulis miring, menghitamkan,
atau menggarisbawahi kata yang dipentingkan.
Contoh:
Bab II skripsi ini tidak
membicarakan fluktuasi harga saham.
(4) Pertentangan,yaitu menempatkan kata yang
bertentangan dalam kalimat. Pertentangan bukan berarti antonym kata. Contoh: Dia sebetulnya pintar tetapi
malas lkuliah.
(5) Partikel,
yaitu menempatkan paretikel
(lah,kah, pun,per, tah)
sebelum atau sesudah kata yang
dipentingkan dalam kalimat. Contoh:
Dalam berdemokrasi, apa pun
harus transparan kepada rakyat.
(6) Penekanan dalamkalimat tidak berarti
penonjolan gagasan kalimat atau bukan ekonomi bahasa.
5. KESEJAJARANDALAM KALIMAT (PARALELISME)
KESEJAJARAN (PARALELISME)
adalah upaya penulis
merinci unsure yang samapenting
dan sama fungsi secra kronologis
danlogis dalam kalimat. Dalamkalimat dan paragraph, raincian itu harus menggunakan
bentuk bahasa yang sama, yaitu
rincian sesame kata,
sesame prasa,sesama kalimat. Kesamaan bentuk dalam paralelisme menjaga pemahaman yang fokus bagi pembaca dan
sekaligus menunjukkan kekonsistenan
sebuah kalimat dalam penulisan karya ilmiah.
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam
kesejajaran rincian kalimat efektif adalah sebagai berikut.
(1)
Tentukanlah apakah kesejajaran beradabentuk bahasa kalimat atau paragraf.
(2)
Jika urutan rincian dalam bentuk
frasa, rincian uruan berikut harus
dalam bentuk frasa juga.
(3)
Penomoran dalam rincian harus konsisten.
( 4)
Perhatikanlah penempatan tanda baca yang benar.
(5)
Hindarilah gejala ekonomi
bahasa yang bermakna
sama: seperti……dan lain lain,
antara lain…..
Sebagai berikut, yakni:….
Perhatikanlah
contoh kesejajaran yang benar berikut.
Kami sangat mengharapkan kehadiran
Bapak/Ibu/Saudara pada:
hari :…,
tanggal:….,
waktu: ….,
acara: …., dan
Tempat: …..
6.
KEVARIASIAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
KEVARIASIAN dalam kalimat efektif adalah upaya penulis
menggunakan berbagai pol a kalimat
dan jenis kalimat
untuk menghindari kejenuhan
atau kemalasan pembaca terhadapteks
karangan ilmiah. Fungsi
utama kevariasian ini adalah menjaga perhatian dan minat baca terhadap
teks ilmiah berlanjut bagi pembaca.
Pada dasarnya kevariasian
adalah upaya
penganekaragaman pola, bentuk,
dan jenis kalimat
agar pembaca tetap termotivasi membaca
dan memahami teks
sebuah karangan ilmiah.
Agar kevariasi dapat menjaga
motivasi pembaca terhadap
teks, penulis perlu memperhatikan hal- hal berikut.
(1)
Awal kalimat tidak selalu dimulai
dengan unsure subjek, tetapi kalimat
dapat dimulai dengan predikat dan
keterangan sebagai variasi dalam penataan pola kalimat.
(2)
Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pendek.
(3)
Kalimat berita dapat
div ariasikan dengan kalimat
Tanya, kalimat perintah, dan
kalimat seruan.
(4)
Kalimat aktif dapat divareiasikan dengan kalimat pasif.
(5)
Kalimat tunggal dapat
divariasikan dengankalimat majemuk.
(6)
Kalimat taklangsung dapat divariasikan dengan kalimat langsung.
(7)
Kalimat yang diuraikan
dengan kata -kata dapat
divariasikan dengan tampilan
gambar,bagan,grafik, kurva, marik, dan
lain-lain.
(8) Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan
oleh penulisjangan sampai mengubah atau keluar dari pokok masalah yang dibicarakan.
Perhatikanlah
contoh kalimat dengan variasinya.
(a) Dari
renungan itu seorang
manajer menemukan suatu
makna, suatu realitas yang
baru, suatu kebenaran
yang menjadi ide
sentral yang menjiwai bisnisnya
ke depan.
(b) Seorang
ahli Inggris mengemukakan
bahwa seharus tidak
dibangun pelabuhan samudera. Namun,
pemerintah tidak memutuskan demikian. Memang cukup
banyak mengendorkan semangat
kalau melihat keadaan di
Indonesia belahan Timur
meskipun fasulitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak dibangun.
(Variasi kalimat dengan
kata berawalan me-
dan berawalan di- ).
7.
PENALARAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
PENALARAN ( reasoning ) adalah proses mental
dalam mengembangkan pikiran logis
(nalar) dari beberapa
fakta atau prinsip
(KBBI,2005:772). Hal yang diutamakan
dalam penalaran adalah
proses berpikr logis
dan bukan dengan perasaan atau
bukan pengalaman. Penalaran tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh kesatuan dan
kepaduan kalimat. Dalam penalaran alur berpikirlah ang
ditonjolkan agar kalimat
dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
dipahami dengan benar
dan tepat sehingga
tidak menimbulkan kesalahpahaman atau salah kaprah. Kesatuan
pikiran akan logis jika didukung atau dikaitkan dari gabungan unsur atau fungsi
kalimat. Hubungan logis
dalam kalimat dapat dilihat melalui
kaitan antarunsur dan kaitan
antarbagian kalimat. Hubungan
logis dalam kalimat
terdiri atas tiga jenis hubungan berikut.
(1) Hubungan logis koordinatif adalah hubungan
setara di antara bagian-bagian ka
limat dalam kalimat
majemuk setara. Hubungan
logis koordinatif ini ditandai
dengan kon jungsi dan,
serta, tetapi, atau , melainkan, sedangkan, padahal.
Contoh: Mobil itu kecil tetapi pajaknya sangat besar.
(2) Hubungan logis korelatif adalah hubu ngan
saling kait di antara bagian kalimat. Hubungan korelatif ini ditandai oleh
konjungsi berikut.
Hubungan
penambahan : baik….maupun, tidak hanya... , tetapi juga……..
Hubungan
perlawanan : tidak…..,
tetapi….., bukan……., melainkan
Hubungan
pemilihan : apakah…., atau….., entah….entah……
Hubungan
akibat : demikian…..sehingga, sedemikian rupa……sehingga
Hubungan
penegasan : jangankan…..,…..pun…..
(3) Hubungan logis subordinatif adalah hubungan
kebergantungan di antara induk kalimat
dan anak k alimat .
Contoh:
Dosen itu tidak masuk karena rumahnya keb an jiran.
Hubungan subordinatif dalam kalimat
majemuk tak setara (bertingkat) cukup banyak hu bungan antara i nduk
kalimat dan anak kalimat yang ditandai
dengan konjungsi - konjungsi berikut.
(a) Hubungan waktu : ketika,setelah,
sebelum,
(b) Hubungan syarat : jika,, kalau, jikalau,
(c) Hubungan pengandaian : seandainya andaikan,andai kata,
(d) Hu bungan tujuan : untuk, agar,supaya,
(e) Hubungan perlawanan :
meskipun,walaupun, kendatipun,
(f) Hubungan
pembandiungan : seolah - olah,
seperti, daripada, alih -alih,
(g) Hubungan sebab : sebab,karena, oleh
sebab,lantaran,
(h) Hubunganhasil/akibat :
sehingga, maka, sampai (sampai)
(i)
Hubungan alat : dengan, tanpa
(j) Hubungan cara : dengan, tanpa,
(k)
Hubungan pelengkap : bahwa, untuk, apakah,
(l) Hubungan keterangan :
yang,
(m) Hubungan
perbandingan :
sama….dengan, lebih….daripada,
berbeda…..dari
Contoh
kalimat yang salah karena tidak logis
(salah nalar)
(1)
Di antara masalah nasional yang penting itu mencantumkan masalah
MPKT dalam pendidikan ( SALAH)
.
Di
antara masalah pendidikan nasional itu tercantum masalah MPKT dalam pendidikan ( BENAR)
(2
) Untuk mengetahui
baik buruk pribadi
seseorang dapat dilihat
dari tingkah lakunya sehari - hari.
(SALAH )
Baik buruk pribadi seseorang dapat
dilihat dari pribadinya sehari- hari.
(BENAR)
(3) PT
Gudang Garam termasuk
lima penghasil terbesa r devisa negara tahun 2010. ( SALAH)
PT Gudang Garam termas uk lima besar
penghasil devisa negara tahun
2010. (BENAR).
(4
) Meskipun dia datang terlambat,
namun dia dapat menyelesaikan masalah itu. (SALAH)
Meskipun datangterlambat, dia dapat
menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
Dia datang terlamat, namun dapat
menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
(5) Dia
membantah bahwa bukan dia yang korupsi tetapi staf keungan perusahaan. (SALAH)
Dia menyatakan bahwa bukan dia yang
korupsi melainkan staf keuangan
perusahaan. (BENAR).
PARAGRAF ATAU ALINEA DALAM TEKS
A.
PENGERTIAN PARAGRAF
Satuan
bahasa yang lebih
besar danlebih luas
darikalimat adalah paragraph atau
aline. Dalam definisinya,PARAGRAF adalah
satuan bahasayang mengemukakan sebuah pokiok pikiran atau satu gagasan
utama yang disampaikan dalam
himpunan kalimat yang
koherensif. Setiap
paragrafharus menyampaikan sebuah
gagasan utama. Gagasan
utama tersebut harus dijelaskan oleh gagasan- gag asan bawahan, sehingga dalam
paragraph terdapat beberapa
kalimat yang saling
tekait. Dalam rangkaian
kalimat itu tidak satupun kalimat yang bertentangan dengan kalimat
gagasan utama dan kalimat- kalimat
gagasan bawahan. Kalimat yang berisi gagasan utama disebut kalimat
topic dannkalimat yang bergagasan bawahan adalah kalimat penjels. Sebuah
paragraf minimal tediri tiga kalimat
dalam penulisan karangan ilmiah. Perhatikanlah contoh paragraph berikut yang berisi gagasan utama atau
kalimat topic dan bergaga san bawahan
dalam kalimat penjelas.
(1)
Sampah selamanya selalu
memusingkan. (2) Berkali- kali masalahnya diseminarkan dan
berkali-
kali pula solusinya dirancang. (3)
Namun, berbagai keterbatasan tetap menjadikan sampah seb
agaimasalah yang pelik.
(4) Pada waktu
diskusi atau seminar sampah berlangsung, penimbunan sampah terus
terjadi. (5) Hal ini
mendapat perhatian serius karena
masalah sampah berkaitan
dengan pencemaran air
dan banjir. (6)
Selama pengumpulan, pengankutan, pembuangan
akhir, dan
pengolahan sampah itu
belum dapat dilaksanakan
dengan baik, selama itu pula sampah
menjadi masalah. (Arifin,2011:116)
Keenamkalimat dalam paragraph
di atas membicarakan
soal sampah, sehingga topic
dalamparagraf tersebut dalah
“masalah sampah”. Kalimat -kalimatnya koherensi
atau saling terkait
logis sehingga pembaca
dapat dengan mudah memahamitopik “masalah
sampa” dalam paragraph
itu dengan baik.
B.
FUNGSI PARAGRAF
Paragraf
yangberupa himpunan kalimat
saling terkait dalam mengemukakan mengemukakan
gagasan utama berfungsi
penting bagi penulis paragraph
dan bagi pembaca paragraph dalam teks.
Perhatikanlah fungsi - fungsi paragraph tersebut.
Fungsi Paragraph bagi Penulis
(1) Paragraf me mudahkan pengertian dan pemahaman
dengan menceraikan satu tema dari tema yang lain dalam teks.
(2)
Paragraf merupakan wadah untuk mengungkapkan sebuah idea tau pokok pikiran
secara tertulis.
(3) Paragraf harus memisahkan setiap unit pikiran
yang b erupa ide, sehingga tidak terjadi percampuran di antara unit pikiran penulis.
(4) Penulis
tidak cepat lelah
dalammenyelesaikan sebuah karangan
dan termotivasi masuk ke dalam
paragraf berikutnya.
(5) Paragraf
dapat dimanfaatkan sebagai
pembatas antara bab
karangan dalam satu kesatuan yang koherensi: bab pendahuluan, bab isi,
dan bab kesimpulan.
Fungsi
Paragraf bagi Pembaca
(1) Dengan
memisahkan atau menegaskan
perhentian secara wajar danformal, pembaca dengan jelas memahami gagasan utama paragraph
penulis.
(2) Pembaca
dengan mudah “menikmati”
karangan secara utuh,
sehingga memperoleh informasi
penting dan kesanyang kondusif.
(3) Pembaca
sangat tertarik dan
bersemangat membaca paragraph
per paragraph karena tidak
membosankan atau tidak melelahkan.
(4) Pembaca
dapat belajar bagimmana
cara menarik untuk
menyampaikan sebuah gagasan dalam
paragraph tulis.
(5) Pembaca
merasa tertarik dan termotivasi cara
menjelaskan paragraph tidak hnaya
dengan kata - kata, tetapi
dapat juga dengan
gambar,bagan,diagram, grafik,dan
kurva.
C.
Persyaratan Paragraf yang Baik dan Benar
Paragraf yang baik dan efektif harus
memenuhi persyaratan berikut.
(1)
Kesatuan yang kompak,yaitu semua kalimat harus mengemukakan satu tema yang jelas.
(2)Koherensi yang
padu, yaitu antarkalimat
dalamparagraf saling terkait dalamparagraf. Cara Mengaitkan
antarkalimat dalam paragraph
dapat dilakukan dengan
cara berikut.
(a) Pengulangan kata kunci (repetisi)
yang terdapat d alamsetiapkalimat.
(b) Penggunaan kata penghubung
(konjungsi) setiap awalkalimat dengan tepat dan benar.
(c)
Penggunaan kata ganti
orang atau kata
ganti penunjuk sebagaipengganti
gagasan utama dengan
Kata-kata seprti: dia, mereka,nya,
itu , tersebut, ini.
(3) Penggunaan metode pengembangan paragraph sebagai penjels
gagasan utama paragraph. Metode
Yang digunakan dari metodeproses sampai dengan metode definisi.
(4) Setiap
paragraph harus mempunyai
satu gagasan utama
yang ditulis dala m kalimat
topic. Posisi Kalimat topic dalam
paragraph ditempatkan pada
(a) Kalimat topic pada awal paragraf
(deduktif),
(b) Kalimat topic pada akhir paragraf (induktif,
(c) Kalimat topic pada awal dan akhir
paragraph (deduktif —ind uktif)
(d) Kalimat topic pada temgah
paragraph (ineratif)
(e) Kalimat topic pada semua kalimat
dalamparagraf (deskriptif).
Kalimat topic dalam paragraph ditulis dalam klalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat
karena kedua kalimat itu
hanya menyampaikan satu gagasan utama.
(5)Penulis
paragraph tetap memmerhatikan kaidah satuan bahasayang lain, seperti ejaan,
tanda baca, kalimat, diksi, dan bentukan kata.
(6) Dalamm
penulisan karangan ilmiah,penulisan paragraph
harus diperhatikan hal-hal teknis penulisan Seperti kutipan, sumber rujukan, tata
latak grafik, kurva,gambar.
(7) Penulis
pun memperhatikan jenis - jenis
paragraph pada posisi
bagian karanagan pendahuluan, isi,dan
Bagian kesimpulan.
(8)
Penulisan paragraph yang menjorok ke dalam, sejajar, atau menekuk.
(9) Penulis
juga memperhatikan jumlah
kata atau jumlah
kalimat dalam sebuah paragraf,
yaitu jumlah Kosakata paragraph antara
30 —100 kata dan jumlah kalimat minimal tiga kalimat.
(10) Jika
uraian paragraf melebihi 100 kata
sebaiknya dibuat menjadi
dua paragraph.
D. JENIS- JENIS PARAGRAF
Dalam karangan
terdapat bermacam - macam jenis
paragraph. Macam jenis paragraph tersebut jika diperhatikan
dari berbagai sudut pandang. Berikut ini ditampilkan berbagai jenis paragaraf.
(1)
Jenis paragraph diperhatikan dari satuan
karangan , di antaranya
(a)
Paragraf pembuka yangterdapat
padaawalkarangan sebagaipengantar pokok pikiran penulis yangditempatkan pada bagian
pendahuluan.
(b )
Paragraf isi adalah
paragraph yangmenguraikan pokok
masalah dalamkarangan, yaitu bagian isi atau uraian karangan.
(c)
Paragrafpenutup adalah paragraph
yang menyimpulkan atau mengakhiri sebuah karangan,yaitu bagian penutup atau
kesimpulan.
(2)
Jenis paragraph diperhatikan dari sudut
pandang sifat tujuan karangan , di antaranya
(a)
Paragraf eksposisi adalah
paragraph yang menginformasikan atau memaparkan pokok masalah.
(b)
P aragraf argumentative adalah
paragaraf yang mengemukan
suatu pikiran dngan alasanlogis.
(c )
Paragraf deskriptif adalah
jenis paragrafyang memerikan
suatu suasana, area, dan benda.
(d )
Paragraf naratif adalah
jenis paragraph yang
menceritakan suatu masalah.
(e)
Paragraf persuasive adalah jenis
paragraph yang memengaruhi atau merajuk orang tentang sesuatu .
(3)Jenis paragraph
diperhatikan dari posisi
kalimat topic dalam paragraph,diantaranya
(a) Paragraf deduktif adalah jenisparagraf
yang menempatkan kalimat topic pada awal paragraph.
(b) Paragraf induktif adalahjenis paragraph
yang menempatkan kalimat topic pada akhir paragraph.
(c) Paragraf
deduktif- induktif adalah jenis
paragraph yang menempatkan kalimat topic pada awal dan akhir
paragraph.
(d)Paragraf ineratif
adalah jenis paragraph
yang meletakkan kalimat
topic pada tengah paragraph.
(e) Paragraf tanpa kalimat
topic adalah paragraph
yang menyembangkan paragraph yang
mlebihi satu paragraph.
(4
) Jenis paragraph diperhatikan dari cara atau metode pengambangan paragraph, di antaranya
(a)Paragraf menerangkan,
(b) Paragraf merinci,
© Paragraf contoh,
(d) Paragraf buktian,
(e) ParagrafPertanyaan,
(f) Pa ragraf perbandingan,
(g) Paragraf sebab akiba.
Dari ke- 4
sudut paragraph di
atas, paragraph darisudut
pandang satuan karangan dan
paragraph sudut pandang
sifat tujuan karangan
yang perlu dipahami lanjut.
Setelah memerhatikan jenis - jenis paragraf dari
berbagai sudut pandang, berikut ini
akan dijelaskan Janis
paragraph dari sudut
pandang satuan karangan, yaitu
paragraph pembuka , paragraph isi, dan paragraph penutup.
PARAGRAF
PEMBUKA
Paragraf pembuka
adalah paragraph yang
mengawali sebuahpenulisan karangan
dengan mengantarkan pokok
masalah dalambagian pendahuluan karangan. Hall - halyang harus
diperhatikan dalam menyusun
paragraph pembuka karangan.
(1)
Paragraf itu berfungsi mengantar pokokmasalah
karangan.
(2)
Paragraf ini sanggup menyia pkan pikiran pembaca pada pokok masalah yang akan
dijelaskan.
(3) Kata - kata
dalamparagraf ini hendaknya
menarik perhatian pembaca, sehingga mudah memahami Pokok masalah yang akan diuraikan.
(4) Kalimat
dan paragraph dalambagian
ini tidak terlalupanjang karena paragraph belum
menguraikan.
PARAGRAF
ISI
Paragraf
isi atauparagraf pengembang adalah jenis paragraph yang berfungsi
menuraikan atau memperjelas
pokok masalah yang
akan diuraikan dalamkarangan.Uraian
pokok masalah dalamparagraf ini dapat disampaikan dengan berbagaimetode pengembangan
dan menbampilkan hal- hal teknis uraian dalamkarangan ilmiah.
Hal- halyang diperhatikan dalam jenis paragrafini diantaranya:
(1) mengemukakan pokok masalah dengan jelas dan
eksplisit.
(2) Perlu dijaga keserasian dan kelogisan
antarparagraf.
(3)
pengambangan paragraph dapat
menggunakan jenis paragraph ekspositoris, argumentative, Deskriptif, dan naratif.
(4) memperhatikanhalteknis penul isan
seperti kutipan, sumberkutipan, penggunaan bagan diagram Grafik kurfa.
(5) menyiapkan
uraian pokok masalah
yang disentesiskan sebagai
bahan paragraph kesimpulan.
PARAGRAF
PENUTUP
Paragraf
penutup merupakan pernyataan
kembali gagasan yang
diurai kan atau merupakan jawaban
pertanyaan yang terdapat
pada paragraph pembuka.Paragraf
ini merupakan akhir sebuah karangan yang dapat disampai secara horisontaldan
vertical dalam rincian. Hal -hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
paragraph penutup ini, antara lain
1) Paragraf
ini tidak boleh
terlalu panjang dan
tidak begitu saja
memutuskannya.
2) Paragraf ini ditampilkan sebagai cerminan
sebuah kesimpulan.
3) Paragraf ini harus mendapat kesan positif dan informasi
4) pengetahuan
yang logis dan kondusif.
5) Paragraf ini dapat berupa jawaban singkat
dariuraian atau pertanyaan yang terdapat pada paragraph Pembuka.
6) Paragraf
ini jangan lagimenguraikan, mengutip,dan
mengemukakan masalah baru.
7) Berdasarkan
apa yang disimpulkan
dalam paragraf, penulis
dapat mengajukan rekomendasi atau
8) Usulan yang berupa saran karena
keterbatasan waktu dan dana yang penulis
dapatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar