SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
“SYSTEM
DEVELOPMENT LIFE CYCLE”
(SDLC)
A. LATAR BELAKANG
Konsep siklus hidup
cocok dengan segala sesuatu yang lahir, tumbuh berkembang dan akhirnya mati,
pola ini juga berlaku untuk sistem berbasis komputer seperti aplikasi
pengolahan data, atau DSS.
Siklus hidup
terdiri dari lima tahap, empat tahap yang pertama, yaitu: perencanaan,
analisis, rancangan, dan penerapan dimaksudkan bagi pengembangannya. Tahap
kelima dimaksudkan untuk penggunsaannya.
Siklus hidup sistem
merupakan penerapan pendekatan sistem untuk tugas mengembangkan dan menggunakan
sistem berbasis komputer. Siklus sistem itu sendiri merupakan metodologi,
tetapi polanya lebih dipengaruhi oleh kebutuhan untuk mengembangkan sistem yang
lebih cepat.
B. PENGERTIAN SDLC
Siklus hidup
pengembangan sistem (System
Development Life cycle_SDLC) adalah metode pengembangan sistem
tradisional yang digunakan oleh berbagai perusahaan untuk proyek TI besar
seperti infrastruktur TI.
SDLC adalah
kerangka kerja terstruktur yang terdiri atas berbagai proses berurutan untuk
mengembangkan sistem imformasi.
Siklus hidup
pengembangan system yang tertua resmi metodologi untuk membangun system
informasi, dimaksudkan untuk mengembangkan system informasi yang sangat
disengaja, struktur dan cara metodi, reiterating setiap tahap dari siklus
hidup, siklus hidup pengembangan system berasal dari tahun 1960-an skala besar
untuk mengembangkan fungsional system bisnis dalam skala besar.
Pada tahun 1980-an
yang Structured Sistem Metode Analisis dan Desain (SSADM) yang berbasis di
SDLC. SSADM adalah system pendekatan analisis dan desain system informasi, yang
diproduksi untuk dinas pemerintahan Niaga, Inggris dinas bersangkutan dengan
penggunaan teknologi di pemerintahan.
Pengembangan SDLC
mematuhi tahapan penting bagi para
pengembang, seperti perencanaan, analisis, desain, dan pelaksanaan. Ada
beberapa SDLC model wujud. Model yang tertua, yang pada awalnya dianggap
sebagai “SDLC” merupakan air terjun model: berurutan dari tahapan dimana output
dari setiap tahap menjadi masukan bagi yang berikutnya.
Model pengembangan
perangkat lunak sangat dibutuhkan dalam pengembangan perangkat lunak karena
terdapat beberapa keterbatasan sewaktu mengembangkan perangkat lunak, yaitu:
Biaya, Waktu, dan Sumber Daya.
Model pengembangan
digunakan untuk membantu memonitor dan mengontrol progress dan karena
kebanyakan sistem mengalami over time dan over budget. Tanpa metodologi, tidak
ada aturan-aturan yang didefinisikan untuk “How do we Proceed?” terutama
berguna untuk pengembang sistem yang masih baru.
Model proses
pengembangan sistem adalah proses pengembangan sistem yang sangat resmi dan
seksama yang mendefiniskan seperangkat aktivitas, metode-metode yang digunakan
oleh pengembang sistem dan project manager untuk pengembangan dan pemeliharaan
sistem dan perangkat lunak.
Model proses pengembangan perangkat
lunak menggambarkan urut-urutan kejadian yang diperlukan untuk membangun
sesuatu produk perangkat lunak tertentu.
Model proses pengembangan suatu
perangkat lunak sangat diperlukan untuk mendefinisikan , menjelaskan,
mengabstraksikan, memodifikasi, memperbaiki dan mendokumentasikan produk
perangkat lunak. Untuk menggunakan model proses yang baik harus memenuhi 3
ketentuan, yaitu:
1. Model harus mempunyai
“descriptive power”
Sebuah model
harus dapat mendeskripsikan yang dikerjakan dalam tahapannya. Software yang
baik biasanya dapat terlihat melalui proses pengambangannya, jika suatu model
tidak dapat mendeskripsikan prosesnya maka tidak semua orang dapat mengerti
cara kerja pengembangannya.
2. Pola yang dibuat harus dapat
mudah dibaca orang lain
Suatu model
digunakan agar semua orang dapat mengerti tahapannya sehingga mengerti apa yang
dikerjakan agar menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas.
3. Bisa dikomputerisasikan
Model
pengembangan digunakan agar dapat membantu mengembangkan perangkat lunak yang
berkualitas, jika salah satu tahapan tidak dapat dikomputerisasikan maka model
tersebut hanya akan menambah masalah dalam pengambanganny, bukan mengurangi
masalah. Oleh karena itu suatu model harus dapat di komputerisasikan.
Biasanya model
pengembangan perangkat lunak sering disebut sebagai System Development Life
Cycle (SDLC). Membangun sistem dengan pendekatan SDLC memerlukan atau
melibatkan banyak orang dan sumber daya yang lain, baik yang berasal dari dalam
organisasi maupun dari luar. Selain itu dengan teknik ini semua kegiatan,
rencana desain dan data-data harus dituangkan secara terinci atau
terdokumentasi secara detail. Untuk itu perlu dibuat suatu tim proyek yang
diketuai oleh seorang pemimpin proyek yang bertugas memberikan pengarahan sepanjang
berlangsungnya proyek. Disamping itu sering pula dibentuk suatu tim yang lain
yaitu komite pengarah yang mempunyai tugas sebagai pengarah: menetapkan
kebijakan, menjadi pengendali keuangan dan menyelesaikan pertentangan. Berbeda
dengan tim proyek yang umumnya akan dibubarkan begitu proyek dinyatakan selesai
(ketika penerapan sistem telah selesai), komite pengarah akan tetap
dipertahankan sampai tahap penggunaan dan evaluasi atau audit sistem selama
dalam pengoperasian.
C. TAHAPAN-TAHAPAN DALAM SDLC
Ada dua model tahapan dalam SDLC
yaitu: 5 tahap dan adapula yang 8 tahap. Berapapun jumlah tahapannya, akan
tetapi dalam aliran pekerjaannya , sebagian besar tetap sama.
Adapun yang delapan tahap yaitu:
Penelitian sistem, Analisis Sistem, Desain Sistem, Pemrograman, Pengujian,
Implementasi, Operasi, dan Pemeliharaan.
Sedangkan yang 5 tahap terdiri dari: Tahap
perencanaan, Tahap Analisis, Tahap Perancangan, Tahap penerapan, Tahap penggunaan dan
perawatan
Dan pada makalah ini, akan dipaparkan
yang 5 tahap, karena merupakan tahap yang biasa digunakan. Yaitu:
- Tahap
Perencanaan (Sistem Intiation/planing)
Tahap perencanaan
adalah: Menentukan perencanaan awal untuk menentukan lingkup, tujuan, jadwal
dan anggaran proyek yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau kesempatan
yang direpresentasikan oleh proyek.
Langkah-langkah pada tahap
perencanaan:
a. Menyadari masalah
b. Mendefinisikan masalah
Manajer harus
menyadari dan memahami permasalahan yang ada dan selanjutnya memikirkan
penyelesaiannya. Untuk itu ia harus dapat menemukan dimana letak permaslahannya
dan apa penyebabnya. Dalam langkah ini manajer dapat bekerjasama dengan pihak
lain, misalnya Analisis Sistem (Sistem Analist/SA)
c. Menentukan tujuan sistem
Selanjutnya
manajer dan SA membuat sejumlah daftar tujuan yang akan dicapai sistem untuk
memuaskan pemakainnya.
d. Mengidentifikasi
kendala-kendala sistem
e. Membuat study kelayakan
(Feasibility Study)
Yaitu: Suatu
tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan
sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Ada beberapa
dimansi kelayakan:
Ø Teknis.
Tersediakah piranti-piranti untuk melaksanakan pemrosesan?
Ø Pengembalian Ekonomis
Dapatkah sistem
dinilai secara keuangan dengan membandingkan keuangan (utilitas) dan biaya yang
dikeluarkan nantinya?
Ø Operasional
Akankah sistem seperti itu didukung oleh calon pemakainya?
Ø Jadwal
Mungkinkah
menerapkan sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan?
Ø Hukum dan etika
Akankah sistem
beroperasi dalam batasan hukum dan etika?
f. Mempersiapkan Usulan
Penelitian Sistem
Dalam usulan ini
dituangkan sema rencana kegiatan persiapan mencakup: jenis kegiatan, penanggung
jawab dan perkiraan waktu/dana per kegiatan.
g. Menyetujui atau menolak
usulan
Yang perlu
dipertimbangkan dalam tahap ini adalah:
Ø Apakah penelitian yang
diusulkan merupakan cara terbaik untuk melakukan analisa sistem
Ø Akankah sistem yang diusulkan
mencapai tujuannya.
h. Menetapkan mekanisme
pengendalian
Tahap ini
meliputi cara bagaimana mengawasi, mengendalikan kegiatan sehingga dapat sesuai
dengan rencana yang ditetapkan
- Tahap
Analisis (Sistem Analysis)
Analisis
Sistem dapat didefinisikan sebagai :
Penguraian
dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan
maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan
yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Tahap Analisis
adalah: merekomendasikan perbaikan dan mensfesifikasikan persyaratan dan
prioritas bisnis untuk solusi yang akan ditawarkan. Atau dengan kata lain, yaitu
tahap mempelajari sistem yang sudah ada
dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui.
Langkah-langkah pada tahap ini adalah:
a. Mengumumkan penelitian sistem
Manajer harus memberitahukan adanya
penelitian sistem kepada seluruh staff, sehingga nantinya terdapat pengertian
antara manajemen dengan pegawai dan keduanya dapat bekerjasama dalam rencana
besar yang akan dikerjakan.
b. Mengorganisasikan tim proyek
Tim proyek tidak hany terdiri atas
manajemen, analisis, programmer, tetapi juga semua yng terlibat, bahkan kadang
pemimpin proyek bukanlah manajer terapi justru pegawai yang akan memakai
sistem.
c. Mendefinisikan kebutuhan
imformasi
Langkah analisa ini dapat dilakukan
dengan wawancara kepada pemakai sistem. Analisis mengumpulkan dokumentasi dari
sistem yang ada, menelaah dokumentasi yang telah disiapkan pada tahap perencanaan,
menambah dokumentasi baru bila dirasa perlu. Dokumentasi dapat dilakukan dalam
bentuk flowchart (bagan arus), data flow diagramm (Diagram Alur Data/DAD) dan
atau grafik serta penjelasan naratif tentang proses data. Dokumentasi yang
menjelaskan suatu sistem secara lengkap disebut Kamus Proyek (Project
Dictionary).
d. Mendefinisikan kinerja sistem
Yaitu: mendefinisikan apa yang harus
dikerjakan oleh sistem
e. Menyiapkan usulan rancangan
Dilakukan oleh analis
f. Menyetujui atau menolak
rancangan
Dilakukan oleh manajer
- Tahap
Perancangan (System Design)
Tahap Perancangan
adalah: menghasilkan rancangan spesifikasi sebagai solusi dari requirement yang
diberikan sebelumnya.
Langkah-langkah pada tahap ini adalah:
a. Menyiapkan rancangan secara
terinci
Rancangan umumnya dimulai dari sistem
secara umum kemudian semakin terinci ke tingkat sub sistem. Untuk itu dikenal
adanya pendekatan top-down sebagai ciri rancangan terstruktur dan salah satu
alat analisis yang umum dipakai disini
adalah DFD (untuk proses) dan kamus data (untuk data). Dokumen dari data dan
proses ini akan dipakai baik untuk sistem komputer maupun non-komputer.
b. Mengidentifikasi berbagai
alternatif sistem
Yaitu: memikirkan kombinasi piranti
yang mungkin dipakai, diikuti dengan penghapusan kombinasi yang dirasa tidak
kompetibel atau tidak layak.
c. Mengevaluasi berbagai
alternatif konfigurasi
Konfigurasi-konfigurasi yang layak
atau kompetibel dievaluasi untuk nantinya dipilih yang terbaik
d. Memilih konfigurasi terbaik
Konfigurasi harus kompatibel antar sub
sistem-sub sistem sehingga membentuk suatu sistem yang tunggal dan terintegrasi
e. Menyiapkan usulan penerapan
Usulan ini mengikhtisarkan tugas-tugas
penerapan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.
f. Menyetujui atau menolak
penerapan sistem
- Tahap
penerapan (Implementasi dan uji coba)
Adalah kegiatan
memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisisk dan konseptual yang
menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
Langkah-langkah pada tahap ini adalah:
a. Merencanakan penerapan
b. Mengumumkan penerapan
Langkah ini diupayakan untuk membangun
kerjasama yang baik dengan pemakai atau pegawai.
c. Mendapatkan sumber daya
perangkat keras, perangkat lunak, dan penyiapan database.
Bila sistem aplikasi (perangkat lunak)
yang dibutuhkan merupakan program jadi, maka tinggal disiapkan konversi
database dan penyediaan perangkat keras. Penyediaan hardware dapat dilakukan
dengan melakukan penawaran kepada pemasok.
Bila soft ware yang diperlukan
bersifat spesifik sehingga perlu langkah untuk membuat kode program, maka pada
langkah ini programmer membuat kode program dengan mengacu kepada sfesifikasi
dan dokumentasi yang telah dibuat.
d. Menyiapkan fasilitas fisik
yang lain
Yaitu: perlengkapan lain yang mungkin
diperlukan, misalnya pengatur suhu ruangan, pendeteksi bahaya kebakaran dan
pelindung dari kebakaran dsb.
e. Mendidik peserta dan pemakai
f. Masuk ke sistem baru (uji
coba dan testing)
Proses menghentikan sistem lama untuk
beralih ke sistem baru disebut cutover, dan ada 4 pendekatan dasar, yaitu:
Ø Pilot (Percontohan)
Mencobakan suatu
sistem percobaan yang diterapkan pada satu subset dan keseluruhan operasi
Ø Immediate (Serentak)
Langsung beralih
dari sistem lama ke sistem baru secara bersamaan (keseluruhan). Ini cocok untuk
perusahaan skala kecil.
Ø Phased (Bertahap)
Cutover
dilakukan pada suatu bagian/sub sistem untuk suatu waktu, selanjutnya beralih
atau bertambah untuk sistem yang lain. Ini8 populer untuk perusahaan skala
besar.
Ø Paralel
Dengan tidak
meninggalkan sistem yang lama, sistem baru mulai dipergunakan untuk diuji
sampai sistem baru dinyatakan selesai diuji.
- Tahap penggunaan
dan perawatan (Postimplementation and Maintenance)
Tahap implementasi sistem merupakan
tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan.
Ini dilakukan bila sistem baru
dinyatakan aman untuk dipakai.
Langkah-langkah pada tahap ini adalah:
a. Penggunaan sistem
Pemakai menggunakan sistem untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan
b. Audit sistem
Merupakan postimplementatian review
untuk memastikan kriteria kinerja terpenuhi.
c. Pemeliharaan sistem
(Maintenance)
Ø Memperbaiki kesalahan.
Yaitu: kesalahan yang tidak ditemukan
pada testing (tahap penerapan)
Ø Menjaga kemutakhiran sistem.
Yaitu: misal pembaharuan rumus-runus
perhitungan yang berubah (pajak sosial misalnya).
Ø Meningkatkan sistem.
D. METODOLOGI PENGEMBANGAN
SISTEM TERSTRUKTUR
Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan,
aturan-aturan yang akan digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus
dikerjakan selama pengembangan ini.
Metode adalah suatu cara/teknik sistematis untuk mengerjakan
sesuatu. Urut-urutan prosedur untuk penyelesaian masalah ini dikenal dengan
istilah algoritma.
Metodologi pengembangan sistem dengan Pendekatan terstruktur mengenalkan penggunaan
alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Tujuan
pendekatan terstruktur adalah agar pada akhir pengembangan perangkat lunak
dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak melampaui anggaran
biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami dan mudah dirawat.
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru
untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang
telah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Georoge M. Scott. Prinsip-prinsip
Sistem Imformasi Manajemen. Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2002
Raymond Mc. Leod. Sistem
Imformasi Manajemen, Prehallindo:Jakarta, 1997
Turban, Rainer. Pengantar
Teknologi Imformasi, Salemba: Jakarta, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar