Jumat, 28 Agustus 2015

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
“SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE”
(SDLC)
A.    LATAR BELAKANG
Konsep siklus hidup cocok dengan segala sesuatu yang lahir, tumbuh berkembang dan akhirnya mati, pola ini juga berlaku untuk sistem berbasis komputer seperti aplikasi pengolahan data, atau DSS.
Siklus hidup terdiri dari lima tahap, empat tahap yang pertama, yaitu: perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan dimaksudkan bagi pengembangannya. Tahap kelima dimaksudkan untuk penggunsaannya.
Siklus hidup sistem merupakan penerapan pendekatan sistem untuk tugas mengembangkan dan menggunakan sistem berbasis komputer. Siklus sistem itu sendiri merupakan metodologi, tetapi polanya lebih dipengaruhi oleh kebutuhan untuk mengembangkan sistem yang lebih cepat.
B.     PENGERTIAN SDLC
Siklus hidup pengembangan sistem (System  Development Life cycle_SDLC) adalah metode pengembangan sistem tradisional yang digunakan oleh berbagai perusahaan untuk proyek TI besar seperti infrastruktur TI.
SDLC adalah kerangka kerja terstruktur yang terdiri atas berbagai proses berurutan untuk mengembangkan sistem imformasi.
Siklus hidup pengembangan system yang tertua resmi metodologi untuk membangun system informasi, dimaksudkan untuk mengembangkan system informasi yang sangat disengaja, struktur dan cara metodi, reiterating setiap tahap dari siklus hidup, siklus hidup pengembangan system berasal dari tahun 1960-an skala besar untuk mengembangkan fungsional system bisnis dalam skala besar.
Pada tahun 1980-an yang Structured Sistem Metode Analisis dan Desain (SSADM) yang berbasis di SDLC. SSADM adalah system pendekatan analisis dan desain system informasi, yang diproduksi untuk dinas pemerintahan Niaga, Inggris dinas bersangkutan dengan penggunaan teknologi di pemerintahan.
Pengembangan SDLC mematuhi tahapan penting  bagi para pengembang, seperti perencanaan, analisis, desain, dan pelaksanaan. Ada beberapa SDLC model wujud. Model yang tertua, yang pada awalnya dianggap sebagai “SDLC” merupakan air terjun model: berurutan dari tahapan dimana output dari setiap tahap menjadi masukan bagi yang berikutnya.
Model pengembangan perangkat lunak sangat dibutuhkan dalam pengembangan perangkat lunak karena terdapat beberapa keterbatasan sewaktu mengembangkan perangkat lunak, yaitu: Biaya, Waktu, dan Sumber Daya.
Model pengembangan digunakan untuk membantu memonitor dan mengontrol progress dan karena kebanyakan sistem mengalami over time dan over budget. Tanpa metodologi, tidak ada aturan-aturan yang didefinisikan untuk “How do we Proceed?” terutama berguna untuk pengembang sistem yang masih baru.
Model proses pengembangan sistem adalah proses pengembangan sistem yang sangat resmi dan seksama yang mendefiniskan seperangkat aktivitas, metode-metode yang digunakan oleh pengembang sistem dan project manager untuk pengembangan dan pemeliharaan sistem dan perangkat lunak.
Model proses pengembangan perangkat lunak menggambarkan urut-urutan kejadian yang diperlukan untuk membangun sesuatu produk perangkat lunak tertentu.
Model proses pengembangan suatu perangkat lunak sangat diperlukan untuk mendefinisikan , menjelaskan, mengabstraksikan, memodifikasi, memperbaiki dan mendokumentasikan produk perangkat lunak. Untuk menggunakan model proses yang baik harus memenuhi 3 ketentuan, yaitu:
1.      Model harus mempunyai “descriptive power”
Sebuah model harus dapat mendeskripsikan yang dikerjakan dalam tahapannya. Software yang baik biasanya dapat terlihat melalui proses pengambangannya, jika suatu model tidak dapat mendeskripsikan prosesnya maka tidak semua orang dapat mengerti cara kerja pengembangannya.
2.      Pola yang dibuat harus dapat mudah dibaca orang lain
Suatu model digunakan agar semua orang dapat mengerti tahapannya sehingga mengerti apa yang dikerjakan agar menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas.
3.      Bisa dikomputerisasikan
Model pengembangan digunakan agar dapat membantu mengembangkan perangkat lunak yang berkualitas, jika salah satu tahapan tidak dapat dikomputerisasikan maka model tersebut hanya akan menambah masalah dalam pengambanganny, bukan mengurangi masalah. Oleh karena itu suatu model harus dapat di komputerisasikan.
Biasanya model pengembangan perangkat lunak sering disebut sebagai System Development Life Cycle (SDLC). Membangun sistem dengan pendekatan SDLC memerlukan atau melibatkan banyak orang dan sumber daya yang lain, baik yang berasal dari dalam organisasi maupun dari luar. Selain itu dengan teknik ini semua kegiatan, rencana desain dan data-data harus dituangkan secara terinci atau terdokumentasi secara detail. Untuk itu perlu dibuat suatu tim proyek yang diketuai oleh seorang pemimpin proyek yang bertugas memberikan pengarahan sepanjang berlangsungnya proyek. Disamping itu sering pula dibentuk suatu tim yang lain yaitu komite pengarah yang mempunyai tugas sebagai pengarah: menetapkan kebijakan, menjadi pengendali keuangan dan menyelesaikan pertentangan. Berbeda dengan tim proyek yang umumnya akan dibubarkan begitu proyek dinyatakan selesai (ketika penerapan sistem telah selesai), komite pengarah akan tetap dipertahankan sampai tahap penggunaan dan evaluasi atau audit sistem selama dalam pengoperasian.



C.    TAHAPAN-TAHAPAN DALAM SDLC
Ada dua model tahapan dalam SDLC yaitu: 5 tahap dan adapula yang 8 tahap. Berapapun jumlah tahapannya, akan tetapi dalam aliran pekerjaannya , sebagian besar tetap sama.
Adapun yang delapan tahap yaitu: Penelitian sistem, Analisis Sistem, Desain Sistem, Pemrograman, Pengujian, Implementasi, Operasi, dan Pemeliharaan.
Sedangkan yang 5 tahap terdiri dari: Tahap perencanaan, Tahap Analisis, Tahap Perancangan, Tahap penerapan, Tahap penggunaan dan perawatan
Dan pada makalah ini, akan dipaparkan yang 5 tahap, karena merupakan tahap yang biasa digunakan. Yaitu:
  1. Tahap Perencanaan (Sistem Intiation/planing)
Tahap perencanaan adalah: Menentukan perencanaan awal untuk menentukan lingkup, tujuan, jadwal dan anggaran proyek yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau kesempatan yang direpresentasikan oleh proyek.
Langkah-langkah pada tahap perencanaan:
a.       Menyadari masalah
b.      Mendefinisikan masalah
Manajer harus menyadari dan memahami permasalahan yang ada dan selanjutnya memikirkan penyelesaiannya. Untuk itu ia harus dapat menemukan dimana letak permaslahannya dan apa penyebabnya. Dalam langkah ini manajer dapat bekerjasama dengan pihak lain, misalnya Analisis Sistem (Sistem Analist/SA)
c.       Menentukan tujuan sistem
Selanjutnya manajer dan SA membuat sejumlah daftar tujuan yang akan dicapai sistem untuk memuaskan pemakainnya.
d.      Mengidentifikasi kendala-kendala sistem
e.       Membuat study kelayakan (Feasibility Study)
Yaitu: Suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Ada beberapa dimansi kelayakan:
Ø  Teknis.
Tersediakah piranti-piranti untuk melaksanakan pemrosesan?
Ø  Pengembalian Ekonomis
Dapatkah sistem dinilai secara keuangan dengan membandingkan keuangan (utilitas) dan biaya yang dikeluarkan nantinya?
Ø  Operasional
Akankah sistem seperti itu didukung oleh calon pemakainya?
Ø  Jadwal
Mungkinkah menerapkan sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan?
Ø  Hukum dan etika
Akankah sistem beroperasi dalam batasan hukum dan etika?
f.       Mempersiapkan Usulan Penelitian Sistem
Dalam usulan ini dituangkan sema rencana kegiatan persiapan mencakup: jenis kegiatan, penanggung jawab dan perkiraan waktu/dana per kegiatan.
g.      Menyetujui atau menolak usulan
Yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini adalah:
Ø  Apakah penelitian yang diusulkan merupakan cara terbaik untuk melakukan analisa sistem
Ø  Akankah sistem yang diusulkan mencapai tujuannya.
h.      Menetapkan mekanisme pengendalian
Tahap ini meliputi cara bagaimana mengawasi, mengendalikan kegiatan sehingga dapat sesuai dengan rencana yang ditetapkan

  1. Tahap Analisis (Sistem Analysis)
Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai :
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Tahap Analisis adalah: merekomendasikan perbaikan dan mensfesifikasikan persyaratan dan prioritas bisnis untuk solusi yang akan ditawarkan. Atau dengan kata lain, yaitu tahap  mempelajari sistem yang sudah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui.
Langkah-langkah pada tahap ini adalah:
a.       Mengumumkan penelitian sistem
Manajer harus memberitahukan adanya penelitian sistem kepada seluruh staff, sehingga nantinya terdapat pengertian antara manajemen dengan pegawai dan keduanya dapat bekerjasama dalam rencana besar yang akan dikerjakan.
b.      Mengorganisasikan tim proyek
Tim proyek tidak hany terdiri atas manajemen, analisis, programmer, tetapi juga semua yng terlibat, bahkan kadang pemimpin proyek bukanlah manajer terapi justru pegawai yang akan memakai sistem.
c.       Mendefinisikan kebutuhan imformasi
Langkah analisa ini dapat dilakukan dengan wawancara kepada pemakai sistem. Analisis mengumpulkan dokumentasi dari sistem yang ada, menelaah dokumentasi yang telah disiapkan pada tahap perencanaan, menambah dokumentasi baru bila dirasa perlu. Dokumentasi dapat dilakukan dalam bentuk flowchart (bagan arus), data flow diagramm (Diagram Alur Data/DAD) dan atau grafik serta penjelasan naratif tentang proses data. Dokumentasi yang menjelaskan suatu sistem secara lengkap disebut Kamus Proyek (Project Dictionary).
d.      Mendefinisikan kinerja sistem
Yaitu: mendefinisikan apa yang harus dikerjakan oleh sistem
e.       Menyiapkan usulan rancangan
Dilakukan oleh analis
f.       Menyetujui atau menolak rancangan
Dilakukan oleh manajer
  1. Tahap Perancangan (System Design)
Tahap Perancangan adalah: menghasilkan rancangan spesifikasi sebagai solusi dari requirement yang diberikan sebelumnya.
Langkah-langkah pada tahap ini adalah:
a.       Menyiapkan rancangan secara terinci
Rancangan umumnya dimulai dari sistem secara umum kemudian semakin terinci ke tingkat sub sistem. Untuk itu dikenal adanya pendekatan top-down sebagai ciri rancangan terstruktur dan salah satu alat analisis  yang umum dipakai disini adalah DFD (untuk proses) dan kamus data (untuk data). Dokumen dari data dan proses ini akan dipakai baik untuk sistem komputer maupun non-komputer.
b.      Mengidentifikasi berbagai alternatif sistem
Yaitu: memikirkan kombinasi piranti yang mungkin dipakai, diikuti dengan penghapusan kombinasi yang dirasa tidak kompetibel atau tidak layak.
c.       Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi
Konfigurasi-konfigurasi yang layak atau kompetibel dievaluasi untuk nantinya dipilih yang terbaik
d.      Memilih konfigurasi terbaik
Konfigurasi harus kompatibel antar sub sistem-sub sistem sehingga membentuk suatu sistem yang tunggal dan terintegrasi
e.       Menyiapkan usulan penerapan
Usulan ini mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.
f.       Menyetujui atau menolak penerapan sistem
  1. Tahap penerapan (Implementasi dan uji coba)
Adalah kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisisk dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
Langkah-langkah pada tahap ini adalah:
a.       Merencanakan penerapan
b.      Mengumumkan penerapan
Langkah ini diupayakan untuk membangun kerjasama yang baik dengan pemakai atau pegawai.
c.       Mendapatkan sumber daya perangkat keras, perangkat lunak, dan penyiapan database.
Bila sistem aplikasi (perangkat lunak) yang dibutuhkan merupakan program jadi, maka tinggal disiapkan konversi database dan penyediaan perangkat keras. Penyediaan hardware dapat dilakukan dengan melakukan penawaran kepada pemasok.
Bila soft ware yang diperlukan bersifat spesifik sehingga perlu langkah untuk membuat kode program, maka pada langkah ini programmer membuat kode program dengan mengacu kepada sfesifikasi dan dokumentasi yang telah dibuat.
d.      Menyiapkan fasilitas fisik yang lain
Yaitu: perlengkapan lain yang mungkin diperlukan, misalnya pengatur suhu ruangan, pendeteksi bahaya kebakaran dan pelindung dari kebakaran dsb.
e.       Mendidik peserta dan pemakai
f.       Masuk ke sistem baru (uji coba dan testing)
Proses menghentikan sistem lama untuk beralih ke sistem baru disebut cutover, dan ada 4 pendekatan dasar, yaitu:
Ø  Pilot (Percontohan)
Mencobakan suatu sistem percobaan yang diterapkan pada satu subset dan keseluruhan operasi
Ø  Immediate (Serentak)
Langsung beralih dari sistem lama ke sistem baru secara bersamaan (keseluruhan). Ini cocok untuk perusahaan skala kecil.
Ø  Phased (Bertahap)
Cutover dilakukan pada suatu bagian/sub sistem untuk suatu waktu, selanjutnya beralih atau bertambah untuk sistem yang lain. Ini8 populer untuk perusahaan skala besar.
Ø  Paralel
Dengan tidak meninggalkan sistem yang lama, sistem baru mulai dipergunakan untuk diuji sampai sistem baru dinyatakan selesai diuji.
  1. Tahap penggunaan dan perawatan (Postimplementation and Maintenance)
Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan.
Ini dilakukan bila sistem baru dinyatakan aman untuk dipakai.
Langkah-langkah pada tahap ini adalah:
a.       Penggunaan sistem
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
b.      Audit sistem
Merupakan postimplementatian review untuk memastikan kriteria kinerja terpenuhi.
c.       Pemeliharaan sistem (Maintenance)
Ø  Memperbaiki kesalahan.
Yaitu: kesalahan yang tidak ditemukan pada testing (tahap penerapan)
Ø  Menjaga kemutakhiran sistem.
Yaitu: misal pembaharuan rumus-runus perhitungan yang berubah (pajak sosial misalnya).
Ø  Meningkatkan sistem.
D.    METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM TERSTRUKTUR
Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan yang akan digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan ini.
Metode adalah suatu cara/teknik sistematis untuk mengerjakan sesuatu. Urut-urutan prosedur untuk penyelesaian masalah ini dikenal dengan istilah algoritma.
Metodologi pengembangan sistem dengan  Pendekatan terstruktur mengenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Tujuan pendekatan terstruktur adalah agar pada akhir pengembangan perangkat lunak dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak melampaui anggaran biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami dan mudah dirawat.
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.









DAFTAR PUSTAKA
Georoge M. Scott. Prinsip-prinsip Sistem Imformasi Manajemen. Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2002
Raymond Mc. Leod. Sistem Imformasi Manajemen, Prehallindo:Jakarta, 1997

Turban, Rainer. Pengantar Teknologi Imformasi, Salemba: Jakarta, 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar